Yogya (KU) – Kementerian Komunikasi dan Informartika (Kemkominfo) RI bertekad untuk terus menggalakkan sosialiasi program pemerintah melalui media pertunjukan rakyat. Selain dapat memberikan informasi penting dari pemerintah, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendekatkan masyarakat dengan budaya lokal.
“Kita berusaha mengemas informasi yang mencerdaskan, mencerahkan, dan menyejahterahkan masyarakat. Dengan budaya kearifan lokal, diharapkan mampu mengimbangi informasi dari media televisi dan radio,” kata Sekretaris Badan Informasi Publik, Kemkominfo, Drs. Supomo, M.M., Jumat (26/3) malam di sela-sela pementasan wayang kulit “Wahyu Kaprawiran”, yang merupakan hasil kerja sama Kemkominfo dengan Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM. Pementasan wayang kulit ini menghadirkan dalang Ki Warseno Slank dan dilaksanakan di pelataran Sekolah Pascasarjana UGM.
Supomo mengatakan sosialisasi program pemerintah melalui pertunjukan wayang kulit dengan melibatkan perguruan tinggi merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Kemkominfo. Oleh karena itu, pihaknya akan terus menggandeng perguruan tinggi untuk terlibat dalam membina tradisi budaya lokal. Apalagi nantinya Kemkominfo akan membuat program mahasiswa membangun desa. “Di SPs UGM banyak prodi yang bersinggungan dengan bidang kerja Kemkominfo. Ini bukan kerja sama yang pertama, tapi terus berlanjut,” tuturnya.
Senada dengan Supomo, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (WR APU) UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., menuturkan pertunjukan wayang kulit sangat tepat apabila dilakukan di Jawa. Di luar Jawa, hendaknya menggunakan media pertunjukan rakyat yang sesuai dengan daerah setempat. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan wayang kulit juga dipentaskan di daerah Sumatera dan Kalimantan. “Masyarakat di Sumatera dan Kalimantan masih menggunakan media pertunjukan wayang kulit,” tambahnya.
WR APU juga sempat menjelaskan pergelaran wayang kulit di UGM biasanya dilakukan dalam rangka perayaan Dies Natalis Fakultas dan Universitas. Namun, untuk pementasan wayang kulit kali ini memiliki misi khusus, yakni untuk menyampaikan berbagai program pembangunan dari pemerintah kepada masyarakat.
Direktur SPs UGM, Dr. Hartono, mengemukakan pertunjukan rakyat melalui kesenian wayang kulit dan yang lainnya sangat mendukung pelestarian budaya nasional dari infiltrasi budaya asing, di samping memperkuat pesan moral yang disampaikan dalam pementasan. “Saat ini, infiltrasi budaya asing gencar melalui teknologi informasi. Banyak anak didik kita mendapatkannya dengan mudah tanpa dibentengi dengan nilai moral yang kuat,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)