• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Jarak Pagar Jerumuskan Petani Kecanduan Proyek

Jarak Pagar Jerumuskan Petani Kecanduan Proyek

  • 25 November 2021, 08:20 WIB
  • Oleh: Agung
  • 8323
Jarak Pager Jerumuskan Petani Kecanduan Proyek

Meski tidak memberikan hasil, jarak pagar sebagai tanaman anjuran tetap dibiarkan tumbuh. Hal itu untuk menunjukkan bahwa petani dapat diatur dan menjalankan proyek dengan baik, sebab kegagalan bukan karena kesalahan petani sehingga mereka terus dipercaya untuk mendapatkan proyek lainnya.

“Proyek penanaman jarak pagar yang dijalankan melalui mobilisasi telah gagal meningkatkan kesejahteraan hidup petani. Mobilisasi menjadikan petani semakin tergantung dengan selalu mengharapkan proyek berikutnya," ujar Dr. Gunawan, dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Senin (22/11) saat menjadi narasumber Seminar Nasional Berseri Kajian Antropologi Indonesia Putaran II seri #8 dengan topik seminar Jarak Pager: Tipu Petani Lahan Tandus. Topik tersebut merupakan hasil disertasi Gunawan pada program doktoral Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Persoalan yang diangkat berangkat dari wacana pengembangan jarak pagar sebagai sumber biofuel. Wacana pun semakin meluas hingga menjadi salah satu strategi kebijakan nasional untuk mengatasi krisis energi, kerusakan lingkungan, dan kemiskinan. Penanaman jarak pagar dilakukan di berbagai provinsi, dan kabupaten, salah satunya di Gunungkidul.

Petani di Gunungkidul dimobilisasi oleh pemerintah dan perusahaan untuk menyisipkan jarak pagar di lahan mereka. Padahal, lahan mereka sangatlah terbatas. Di sisi lain, para petani sebelumnya mengenal jarak pagar sebagai tanaman liar, tidak termasuk sebagai tanaman yang diharapkan hasilnya.

“Karenanya studi ini ingin menjawab pertanyaan bagaimana petani menghadapi proyek penanaman jarak pagar itu. Pembahasan diarahkan untuk melihat hubungan-hubungan sosial yang dibangun petani ketika menghadapi proyek jarak pagar," paparnya.

Untuk melihat hubungan sosial yang dibangun petani saat menghadapi proyek jarak pagar, kata Gunawan, diperlukan studi etnografi untuk menemu-kenali, mengidentifikasi, dan menafsir perilaku, gagasan, dan pandangan para petani dalam seting relasi sosial sehari-hari. Sementara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan terlibat (participant observation), wawancara mendalam, serta penelusuran kepustakaan.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika proyek jarak pagar berlangsung di Gunungkidul para petani mengalami situasi yang aneh. Mereka harus menanam jarak pagar padahal mereka mengenal jarak pagar sebagai tanaman liar," jelasnya.

Dalam seminar yang berlangsung secara daring, Gunawan menuturkan dalam situasi aneh itu petani bertindak anut grubyuk. Mereka melakukan sesuatu karena mengikuti yang dilakukan oleh orang lain.

Alih-alih menyelesaikan persoalan kemiskinan, proyek jarak pagar justru menjerumuskan petani pada dimensi krisis lain yaitu hilangnya nalar kritis masyarakat dalam menghadapi persoalan sehari-hari. Ketika sumber daya terbatas, sementara kebutuhan harus terpenuhi maka negosiasi berlangsung dalam bentuk akal-akalan.

“Pengembangan jarak pagar menjadi sekedar proyek untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Ketika proyek jarak pagar gagal, mereka tetap ingin menunjukkan bahwa proyek itu berjalan dengan baik agar mendatangkan proyek berikutnya," urainya.

Secara praktis studi ini menjadi pijakan kritis untuk memikirkan kembali bentuk-bentuk mobilisasi pembangunan dengan melihat transformasi sosial yang berlangsung di arus bawah. Niat dan cita-cita baik dari mobilisasi oleh negara untuk meningkatkan kesejahteraan warganya tidak dengan serta-merta bisa dijalankan dengan baik dan berhasil mencapai pada kemandirian tetapi justru menjerumuskan masyarakat menjadi kecanduan proyek.

Penulis : Agung Nugroho

Berita Terkait

  • Stabilitas Biodiesel Jarak Pagar Perlu Ditingkatkan

    Tuesday,25 August 2015 - 14:00
  • Kiat Atasi Kecanduan Internet Pada Anak

    Tuesday,27 October 2020 - 10:55
  • Potensi Ekonomi Sumber Energi Alternatif dari Komoditas dan Limbah Pertanian

    Tuesday,18 November 2008 - 15:26
  • Metode SRI Siap Diaplikasikan di 100 Desa Miskin

    Monday,29 July 2013 - 10:49
  • PSEK UGM Gelar Diskusi Petani dan Perubahan Agraria

    Tuesday,11 February 2020 - 15:58

Rilis Berita

  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung
  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria
  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual