Aerotropolis merupakan bagian dari metropolitan yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur dan ekonomi yang berpusat pada bandara sebagai multimoda yang terhubung secara lokal, nasional, maupun global. Saat ini konsep aerotropolis mulai menjadi gagasan yang dapat diterapkan pada wilayah sekitar Ibu Kota Negara Baru Indonesia/
“Aerotropolis ini mengusung tiga ilmu besar yaitu airport planning, urban planning, dan tidak mungkin untuk melepaskan business site planning,” ujar Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D, Ketua Tim Kajian Pustral UGM, dalam Webinar Pengembangan Aerotropolis di Wilayah Sekitar Ibu Kota Negara Baru pada Selasa (24/11).
Keuntungan dari aerotropolis adalah adanya national link yang juga terbentuk global link sehingga expansion market rich dapat diraih. Kebermanfaatan ini didapatkan dari adanya aspek time efficiency dan cost efficiency yang dapat meningkatkan produktivitas
“Dalam studi ini kerangka pikirnya adalah menciptakan global connectivity yang juga terhubung dengan local connectivity,” ungkap Ikaputra.
Pengembangan ibu kota negara berbasis aerotropolis diperkirakan akan membangkitkan berbagai kegiatan, menangkap peluang terbukanya konektivitas global via bandara, dan dapat memanfaatkan potensi wilayah.
Konektivitas Ibu Kota Negara diharapkan dapat menghubungkan Kawasan Ibu Kota Negara dengan kawasan mitra/ penyangga, provinsi/ pulau, nasional, dan bahkan secara global.
“Perpindahan ibu kota ke Kaltim akan menyebabkan rata-rata jarak penerbangan ke ibu kota ASEAN lebih dekat dan juga ke kota-kota Asia dan Australia,” jelas Juhri Iwan Agriawan dari PUSTRAL.
Dalam praktiknya, pengembangan kota berbasis aerotropolis ini harus menghubungkan sarana airport dengan tol dan kereta api. Melihat praktik yang sudah dilakukan oleh berbagai negara, Ikaputra menambahkan aerotropolis ini ada yang harus terikat dengan komponen wajib dan ada yang tidak tergantung. Hal tersebut disesuaikan dengan dengan kondisi masing masing wilayah.
Atyanto, Ketua Bidang Satgas Transportasi IKN PUPR, menjelaskan keterhubungan Kalimantan Timur dengan adanya Ibu Kota Negara harus dikolaborasikan dengan kota besar sekitarnya yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Saat ini terdapat 9 Bagian Wilayah Perencanaan yang mencakup aspek pusat ekonomi, layanan kesehatan, pariwisata dan hiburan, layanan pendidikan, inovasi dan riset, pusat industri pertanian dan logistik, serta pusat pengembangan high tech industry. Untuk itu, Atyanto berharap pengembangan Ibu Kota Negara berbasis Aerotropolis ini dapat dikolaborasikan dengan baik dengan ke 9 Bagian Wilayah Perencanaan.
Selengkapnya disini.
Penulis: Khansa