Melansir data yang dikeluarkan Kemenkes RI pada tahun 2020 lalu, jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia. Menyikapi hal itu, dokter spesialis paru RSA UGM, dr. Ahmad Fikri Syadzali, Sp.P, mengungkapkan beberapa kondisi orang yang rentan terkena TBC. Pertama, orang yang berusia tua. Semakin tua usia seseorang maka risiko terkena TBC juga semakin besar. Kedua, orang dengan tingkat pendidikan rendah. Dokter Fikri mengatakan bahwa orang dengan tingkat pendidikan rendah juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi TBS.
“Itu (berdasarkan) hasil penelitan,” tutur dr. Ahmad dalam talkshow “Painah & Paini: “Kasus Tuberkulosis di Indonesia, No 3 di Dunia” yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Selasa, (23/11).
Dokter Fikri menjelaskan menurut hasil penelitian orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung tidak aware serta tidak ingin mengetahui informasi terkait penyakit TBC tersebut. Mereka cenderung tidak penasaran kepada informasi seperti bagaimana cara penyakit tersebut bisa menular, macam-macam gejalanya, dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan pengetahuan terkait cara menghadapi penyakit TBC tersebut. Dokter Fikri mengungkapkan banyak orang tidak mengetahui bahwa pengobatan TBC tersebut sebetulnya gratis, termasuk untuk obat-obatanya karena telah dibiayai oleh pemerintah. Akibat hal itu maka orang-orang kemudian enggan untuk memeriksakan atau mengobati dirinya ke dokter dengan alasan biaya pengobatan yang sangat mahal.
Selain dua hal di atas, faktor lainnya yaitu orang dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah, orang dengan penyakit daya tahan tubuh menurun dan perokok.
“Orang-orang dengan ekonomi menengah kebawah cenderung memiliki rumah yang tidak mempunyai fentilasi rumah yang bagus, pencahayaan yang kurang, lembab dan lain sebagainya. Kuman penyebab TBC sesungguhnya hidup di tempat yang lembab, gelap serta berpencahayaan yang kurang seperti itu,”urainya.
Lebih jelasnya Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh micro-bakteri tuberculosis. TBC tersebut menularnya melalui droplet (percikan) dari mulut. Ketika kita batuk, kita dapat mengeluarkan lebih kurang 3.000 droplet. Bersin bisa mengeluarkan sampai 1 juta droplet. Lalu, setiap droplet yang dikeluarkan tersebut diketahui bisa mengandung 1-5 kuman penyebab TBC.
Dokter Fikri mengatakan untuk mencegah dari penyakit TBC tersebut, maka kita perlu menjalankan pola hidup sehat, memakai masker, menggunakan etika ketika batuk dan bersin, mencuci tangan setelah batuk dan bersin tersebut, tinggal dirumah dengan fentilasi udara dan pencahayaan yang bagus sebab salah satu yang dapat membunuh kuman TBC adalah cahaya matahari, serta jika sudah terkena TBC maka harus minum obat sesuai anjuran dokter, dan segera periksakan diri ke dokter jika berkontak dengan orang yang terkena TBC.
Penulis: Aji