• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Patuh Mengonsumsi Obat Antibiotik Penting Dilakukan

Patuh Mengonsumsi Obat Antibiotik Penting Dilakukan

  • 29 November 2021, 15:36 WIB
  • Oleh: Satria
  • 14507
Patuh Mengonsumsi Obat Antibiotik Penting Dilakukan

Obat antibiotik sudah tidak asing bagi kita semua. Acapkali setelah berobat, kita rata-rata memiliki pengalaman diresepkan obat berjenis antibiotik. Obat berjenis antibiotik sedikit berbeda dengan obat-obatan lainnya. Apoteker sekaligus Kepala Instalasi Farmasi dan Sterilisasi RSA UGM, apt. Anggraini Citra Ryshang Bathari, M.Clin.Pharm, mengatakan antibiotik tersebut memiliki tujuan khusus dan cara konsumsi yang sangat mengedepankan dimensi kepatuhan. 

Citra menjelaskan, antibiotik adalah suatu obat yang bertujuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Dalam rangka mengimplementasikan tujuan tersebut, maka jumlah antibiotik yang berada dalam aliran darah, selama masa penyembuhan atau terapi, harus dipastikan konsisten. Oleh karena itu, Citra mengatakan pertama, dosis antibiotik yang dikonsumsi harus tepat. Serta kedua, mengonsumi antibiotik juga harus dilakukan pada waktu dan sebanyak yang telah ditentukan oleh dokter. 

“Kita harus menggunakan antibiotik itu (dalam) waktu yang harus tepat (sesuai ketentuan dokter) untuk menjamin efektifitasnya. Karena kalau misalkan terlalu sebentar mengonsumsi antibiotik atau terlalu lama, hal itu bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh,” tutur Citra dalam talkshow ‘Kepatuhan dalam Penggunaan Antibiotik - Tik Talk Eps.23’ yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM, Kamis, (25/11). 

 

Bagaimana jika lalai atau terlupa? 

Lantas bagaimana pada suatu waktu kita lalai atau lupa menjaga kepatuhan mengonsumsi antibiotik tersebut? Citra mengatakan hal itu bisa ditolerir jika atibiotik tersebut terlambat dikonsumsi dalam 1-2 jam setelah waktu yang sudah ditentukan. Pasien boleh meminum antibiotik saat itu juga. Namun, jika keterlambatan mengonsumsinya sudah sampai mendekati waktu konsumsi dosis kedua, maka menggandakan meminum antibiotik itu pada waktu konsumsi kedua dalam satu hari yang sama tidak boleh dilakukan. Pada keesokan harinya, usahakan tidak terlewatkan lagi untuk mengonsumsi sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan.  

Selain itu, Citra menuturkan bahwa patuh dalam mengonsumsi antibiotik ini beberapa tujuan lain. Pertama, kepatuhan dalam mengonsumsi ini bertujuan untuk memperkecil risiko terjadinya efek samping. Citra menjelaskan karena tujuannya untuk membunuh bakteri, antibiotik bisa saja turut menyerang bakteri baik atau bakteri yang bukan menjadi target utama antibiotik. Oleh karena itu, kemudian, dibutuhkanlah waktu yang terpat untuk mengonsumsi antibiotik tersebut. 

Disamping itu, kepatuhan dalam konsumsi antibiotik ini pun dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi. Resistensi disini dimaksudkan kondisi dimana bakteri yang diinginkan dibasmi dalam tubuh menjadi kebal. Alhasil, untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan antibiotik baru dengan tingkatan yang lebih “canggih”, dimana hal ini kemudian berarti proses kesembuhan otomatis menjadi lebih lama dari sebelumnya. 

“Gunakanlah antibiotik secara tepat guna: tepat indikasi atau sesuai diagnosis dokter, kemudian tepat dosis dan tepat durasi atau (sesuai) waktu pemberian…. Itu (semua) harus patuh,” pungkas Citra. 

 

Penulis: Aji  

 

Berita Terkait

  • Kerja Sama Stakeholder Diperlukan untuk Mencegah Resistensi Antibiotik

    Monday,27 March 2017 - 15:19
  • Apoteker Dituntut Berikan Layanan Obat Secara Rasional

    Tuesday,10 March 2015 - 15:23
  • Penting, Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kesehatan

    Wednesday,09 May 2018 - 15:11
  • Apotek dan Toko Obat Swasta Perlu Kontrol Pemberian Antibiotik Pada Masyarakat

    Tuesday,10 August 2021 - 14:17
  • UGM Kembangkan Antibiotik dari Mikroorganisme

    Friday,14 March 2014 - 15:02

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual