Secara sederhana terdapat beberapa jenis kulit, yaitu kulit kering, berminyak, kombinasi dan sensitif. Hal ini disampaikan oleh dr. Flandiana Yogianti, Ph.D., Sp.DV (Departemen Dermatologi & Venereologi, FKKMK UGM) pada siaran bincang-bincang santai RAISA Radio pada Selasa, (7/12).
“Awam menyebut beberapa jenis kulit diantaranya yaitu kulit kering (seperti kusam, tertarik, sedikit mengelupas), kulit berminyak (banyak berminyak pada area-area tertentu), kulit kombinasi (ada kalanya berminyak dan ada kalanya kulitnya kering), dan kulit sensitif. Kulit sensitif ada beberapa jenis, seperti lebih mudah untuk berjerawat, memerah, gatal, mudah alergi dan mengelupas karena pemakaian produk tertentu,” papar Flandiana.
Sedangkan berdasarkan warnanya, Flandiana menjelaskan bahwa terdapat 1-6 tipe kulit. 1 menunjukkan tipe kulit yang paling cerah dan 6 menunjukkan tipe kulit yang paling gelap.
“Tipe kulit 1 kalau terpapar sinar matahari itu mudah sekali terbakar dan tidak menggelap. Tipe 2 juga bisa terbakar kalau terkena sinar matahari tapi kemudian bisa menggelap. Tipe 3 bisa terbakar tetapi tidak melepuh atau memerah, tipe ini banyak dari Asia Timur. Tipe 4 biasanya tidak terbakar kalau terkena sinar matahari. Tipe 5 biasanya jarang sekali terbakar dan mudah sekali menjadi hitam. Tipe 6 merupakan tipe kulit yang paling gelap. Untuk pemeriksaan lebih detail mengenai jenis dan tipe kulit secara objektif menggunakan alat ukur melalui dokter spesialis dermatologi dan venereology,” ujarnya.
Terdapat beberapa faktor menurut Flandiana yang menyebabkan seseorang mempunyai jenis kulit yang berbeda. Kulit kering menurutnya disebabkan oleh multifaktor, salah satunya yang paling berpengaruh karena masalah barrier kulit (lapisan kulit paling atas).
“Karena barrier kulit memiliki fungsi untuk menahan air. Kalau ada gangguan pada barrier kulit, tentu kulit itu akan kering atau lebih mudah untuk air lepas. Solusinya adalah memperbaiki barrier kulit dan menghindari penggunaan produk eksfoliatif secara berlebihan,” jelasnya.
Kulit berminyak menurut Flandiana juga disebabkan oleh banyak faktor, yaitu faktor usia, hormon, iklim dan cuaca, stres, olahraga yang dilakukan, dan sebagainya.
“Salah satu efek dari kulit berminyak adalah menyebabkan suatu clogging pada pori-pori kulit dan akan menyebabkan timbulnya jerawat,” ujar Flandiana.
Selanjutnya Flandiana menjelaskan perawatan pada setiap jenis kulit pada dasarnya sama, yaitu memilih pelembab (moisturizer) dan pembersih (cleanser) yang tepat sesuai dengan jenis kulit masing-masing.
Ia menyampaikan bahwa kulit berminyak disarankan untuk memakai foamy cleanser dan menghindari produk yang mengandung komponen atau pelembab krim yang berat, seperti asam hialuronat. Sedangkan kulit kering disarankan menggunakan non-foamy cleanser untuk memperbaiki barrier kulit. Untuk pelembabnya disarakan mengandung beberapa komponen seperti ceramide dan kolestrol dengan rasio yang tepat. Terakhir, kulit yang sensitif disarankan untuk menggunakan gentle cleanser, menghindari gesekan dan pengelupasan kulit (scrubbing) yang terlalu sering, serta menghentikan penggunaan produk jika terdapat rasa tingling, memerah atau cekat-cekit di wajah.
Penulis: Desy