Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM mulai mengembangkan layanan medical tourism. Medical tourism sendiri merupakan layanan kesehatan/ medis yang memanfaatkan destinasi pariwisata sekitar untuk kegiatan-kegiatan seperti terapi, healing, dan lain sebagainya.
Direktur Utama Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Darwito, SH., Sp.B (K) Onk, mengatakan RSA UGM saat ini sudah menjadi rumah sakit yang mumpuni sebagai sebuah institusi layanan kesehatan sehingga sudah layak bagi RSA UGM untuk memiliki inovasi program seperti medical tourism tersebut. RSA UGM diketahui sudah terakreditasi atau terjamin mutunya, memiliki sistem manajemen profesional, serta memiliki tenaga-tenaga medis, seperti dokter, perawat, dan lain sebagainya, yang sudah benar-benar ahli di bidangnya masing-masing. Apalagi RSA UGM terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai daerah destinasi pariwisata populer di Indonesia. DIY memiliki banyak destinasi wisata alam, wisata kuliner, serta masyarakat yang masih kaya dan khas akan budaya.
Dokter Darwito menuturkan program medical tourism RSA UGM ini akan bekeja sama dengan GAMA Wisata, perusahaan UGM yang bergerak di bidang biro perjalanan wisata. Sehingga nantinya, terkait traveling atau perjalanan wisata seperti tiket, akonomodasi, penginapan, dan lain sebagainya akan dikelola oleh GAMA Wisata. RSA UGM akan mengurus persoalan terapi atau healing-nya, dengan melibatkan bagian fisioterapi, psikolog, dan tenaga-tenaga medis lainnya.
“Contohnya semisal ada suatu kantor (tim) yang hendak melakukan perjalan wisata untuk meningkatkan produktifitasnya yang tengah mengalami penurunan, maka(kan) perlu healing, healing itulah yang kemudian kita garap…sehingga nanti ketika sudah masuk waktu bekerja lagi, peserta dapat memiliki berstamina tinggi dan fresh…. daripada pergi traveling tanpa arah,” tutur dr. Darwito dalam Talkshow ‘Medical Tourism and Wellness Centre – Tik Talk Eps.26’ yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Rabu, (8/12).
Khusus untuk RSA UGM, program medical tourism yang dikembangkan adalah forest healing. Dokter Darwito mengatakan UGM mempunyai hutan Wanagama, atau hutan yang dikelola sendiri oleh UGM. Hutan Wanagama diketahui sudah memiliki penginapan sendiri, kaya akan objek-objek hutan seperti sungai dan lain-lain, serta bahkan memiliki jalur yang bisa digunakan untuk bersepeda, dan lain sebagainya.
Sejauh pengetahuan dr. Darwito, forest healing tersebut sudah dikembangkan di Jepang dan Korea Selatan. Untuk Indonesia, forest healing itu pertama kali dikembangkan oleh UGM. Dokter Darwito berharap setelah UGM berhasil mengembangkan medical tourism ini, rumah sakit lain juga dapat mengembangkan program serupa dengan memanfaatkan potensi wisata daerah masing-masing, tidak harus hutan tetapi bisa pantai, pulau, dan lain sebagainya.
Penulis: Aji