Mahasiswa Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Elok Pakaryaningsih, melakukan penelitian yang menguji peran kelompok referensi sebagai saluran penularan keperilakuan dari pasar simpanan tunai ke pasar saham di masa krisis.
Hasil penelitian ini dipaparkan dalam disertasi berjudul “Herding dan Pengaruh Kelompok Referensi di Pasar Simpanan Tunai dan Pasar Saham pada Peristiwa Krisis Keuangan: Studi atas Teori Prospek dan Teori Penularan Keperilakuan”.
“Penelitian ini menguji terjadinya penularan keperilakuan dari pasar simpanan tunai ke pasar saham, pada peristiwa krisis keuangan. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini melakukan pengujian terlebih dahulu perilaku herding di pasar simpanan tunai maupun di pasar saham,” paparnya pada Ujian Terbuka yang berlangsung Jumat (10/12).
Kecenderungan untuk melakukan herding di pasar yang sama, terangnya, akan mendasari penularan keperilakuan pada pasar yang berbeda. Desain eksperimen dengan manipulasi berulang atas variabel makro ekonomi, yaitu tingkat bunga simpanan (TBS), tingkat bunga penjaminan simpanan (LPS) dan rasio KPMM, dilakukan untuk menguji herding di kedua pasar.
Sedangkan pengujian penularan keperilakuan dari pasar simpanan tunai ke pasar saham dilakukan dengan melakukan manipulasi variabel makro ekonomi dan keputusan kelompok referensi.
“Kelompok referensi merupakan kelompok virtual yang dinarasikan memiliki hubungan jangka panjang dengan bank, memiliki simpanan dalam jumlah besar, dan memiliki literasi keuangan yang baik,” terang Dosen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana ini.
Penelitian ini menemukan herding di pasar saham, khususnya pada situasi dimana terdapat informasi prospek investasi. Prospek investasi negatif dengan probabilitas kejadian yang kecil, mendorong partisipan untuk menjual sahamnya. Sedangkan herding di pasar simpanan tunai terdukung pada berbagai manipulasi variabel makro ekonomi.
Ia melanjutkan, secara umum hasil penelitian menunjukkan keputusan individu yang tidak konsisten pada setiap tahapan dan skenario eksperimen. Dengan kata lain, asumsi transitivity pada pengambilan keputusan individu tidak ditemukan, khususnya pada situasi krisis.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor eksternal dalam pengambilan keputusan, berupa social pressure dan social influence khususnya di masa krisis, yang diwakili oleh perilaku kelompok referensi, memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan pengalaman masa lalu dan status quo yang dimiliki saat ini.
Penelitian ini kemudian memberikan rekomendasi agar pengambilan kebijakan di pasar keuangan pada masa krisis mempertimbangkan aspek perilaku, terutama jika kebijakan mengharuskan evaluasi berulang-jangka pendek pada indikator tertentu yang mempengaruhi pasar keuangan.
“Diperlukan sebuah pendekatan kebijakan yang memasukkan aspek perilaku, khususnya kebijakan pasar keuangan di masa krisis,” terangnya.
Penulis: Gloria