Sebanyak sebelas orang anggota dari tim Disaster Response Unit (DERU) UGM sudah diterjunkan ke Lumajang pasca bencana erupsi Semeru beberapa waktu lalu untuk membantu penanganan kesehatan, pendampingan psikologi serta melakukan pemetaan wilayah terdampak. Ardian Andi, salah satu anggota tim DERU, menuturkan pihaknya sudah melakukan peninjauan lokasi pengungsi, fasilitas kesehatan dan pemetaan lewat udara terhadap wilayah yang terdampak. Selain itu, pihaknya juga meninjau lokasi yang dipilih untuk kegiatan KKN peduli bencana. “Kita melaksanakan asesmen untuk program kegiatan KKN di dua desa, yakni Desa Pasirian dan Desa Condro,” kata Ardian, Selasa (21/12).
Dari sebelas orang anggota tim DERU UGM yang diterjunkan ini, terdiri dari tim kesehatan, tim psikologi dan tim geografi. Dari tim kesehatan, kata Ardian, tim memetakan berbagai jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh para pengungsi yakni penyakit infeksi saluran pernafasan, diare dan myalgia. Seperti diketahui para pengungsi di Desa Pasirian sementara ini ditempatkan di balai desa, gedung sekolah PAUD dan di SMP. Meski begitu, pengungsi sering pulang ke rumah untuk mengurusi hewan ternaknya. ”Umumnya para bapak-bapak pulang ke rumahnya untuk mengurus ternak lalu menjelang sore balik ke lokasi pengungsian,” ujarnya.
Kondisi warga di lokasi pengungsian cukup nyaman, namun tim psikologi melaporkan bahwa anak-anak sudah nampak jenuh dan sedikit masih mengalami trauma. “Saat hujan abu kembali terjadi, ada yang berlarian keluar rumah, mudah panik dan hilang fokus,”paparnya.
Sementara dari laporan tim geografi, kata Ardian, telah berhasil menjangkau lokasi terdampak dan melakukan pemetaan udara. Dari hasil pemetaan ini, rencananya akan digunakan untuk validasi rumah terdampak sesuai dengan nama dan alamat masing-masing melalui program KKN PPM. Selain itu, tim juga melakukan pemetaan kondisi terbaru akibat banjir lahar susulan yang terjadi kamis pekan lalu. Tim menerbangkan drone di atas dusun Renteng dan Kebondeli karena di wilayah tersebut menjadi salah satu lokasi terdampak.
“Ada luapan aliran lahar yang melebihi tanggul, kemungkinan apabila ada air susulan banjir sepertinya akan ada banyak pengungsi tambahan dari kampung Kebondeli. Padahal, kondisi sungai di kampung Renteng sangat penuh material, apabila terjadi hujan dengan intensitas dan curah hujan yang sangat lebat akan terjadi banjir lagi dan bisa membahayakan kampung Kebondeli,” paparnya.
Menurutnya perlu pemasangan alat peringatan dini sepanjang aliran sungai yang menuju dusun Renteng sehingga apabila terjadi banjir lagi masyarakat bisa lebih antisipasi.
Penulis : Gusti Grehenson