Omicron, varian baru Covid-19, pada akhirnya ditemukan juga di Indonesia pada 15 Desember 2021 lalu. Sejak pertama kalinya virus Covid-19 muncul di dunia pada akhir tahun 2019, diketahui telah banyak bermunculan berbagai varian di berbagai penjuru dunia, mulai dari varian Alpha (Inggris), Beta (Afrika Selatan), Delta (India), Gamma (Jepang/Brazil) dan lain sebagainya, sampai yang terbaru adalah varian Omicron. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali melaporkan kemunculan varian tersebut dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.
Lantas apa yang membedakan varian Omicron degan varian-varian sebelumnya dan bagaimana menyikapinya? Dokter spesialis paru-paru RSA UGM, dr. Astari Pranindya Sari, Sp.P, mengatakan bahwa Omicron memiliki sifat dan menimbulkan gejala yang berbeda dari sebelumnya. Dokter Astari pun menegaskan bahwa cara yang paling efektif untuk menghadapinya, dalam hal ini mencegahnya, tetap dengan menjaga dan menjalankan prinsip 5M protokol kesehatan, layaknya rutin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.
“(Cara mencegahnya) sama dengan varian-varian covid yang lalu. Karena pencegahan dengan menggunakan masker, kemudian menjaga jarak, menghindari kerumunan (dan lain sebagainya) itu betul-betul memutuskan rantai (penyebaran) yang paling efektif,” tutur dokter Astari dalam talkshow kesehatan ‘Painah & Paini: Omicron Datang, Apa Yang Perlu Diperhatikan?’ yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Selasa, (18/12/2021).
Sifat dan Gejala Varian Omicron
Dokter Astari mengatakan faktor material genetiknya virus memang cepat bermutasi. Mutasi-mutasi tersebut kemudian membentuk sifat yang berbeda. Mutasi terbaru, Omicron, diketahui memiliki sifat yang lebih mudah menular dibandingkan varian-varian sebelumnya. Dahulu pada varian Covid-19 pertama, satu orang yang terkena dapat menularkan ke tiga orang lainnya. Varian Delta memiliki sifat penularan 10 kali lebih cepat dari varian yang pertama. Sekarang, Omicron, memiliki sifat berkali lipat lagi daripada Delta.
Mutasi pun membuat gejala yang ditimbulkan pun berbeda dari varian sebelumnya. Pada varian Covid-19 awal, gejala-gejala yang ditimbulkan adalah seperti gangguan pada indera penciuman dan perasa, lalu kemudian batuk dan pilek. Pada varian Omicron, gejala yang paling dominan terjadi adalah gampang lelah, kemudian batuk pilek, sakit tenggorokan, serta nyeri sendi.
“Dibandingkan dengan varian Alpha; Beta; Delta, varian Omicron lebih banyak hinggap di bagian saluran pernafasan. Sedangkan varian Alpha; Beta; Delta lebih banyak hinggap di bagian paru. Jadi yang (varian) dulu-dulu lebih gampang berkembang biak di paru-paru daripada di atasnya (saluran pernafasan), sehingga efeknya gejala sesak nafas lebih banyak yang dulu (di varian Alpha; Beta; Delta),” jelas dokter Astari.
Ada banyak informasi lain yang diutarakan oleh dokter Astari, seperti efektifitas vaksin dan optimisme dalam menghadapi pandemi. Untuk menonton talkshow lebih lanjut, anda dapat mengunjungi tautan disini.
Penulis: Aji