Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sosialisasi Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Batch 2 untuk mahasiswa D4/S1 di Universitas Gadjah Mada. Sosialisasi MBIS batch 2 kali ini merupakan kesinambungan sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya di akhir tahun 2021.
Acara sosialisasi diisi pemaparan buku panduan magang oleh Dr. Nur Abdilah Siddiq, S.T, dosen Fakultas Teknik UGM. Kegiatan juga diisi berbagi pengalaman dari mahasiswa UGM yang telah mengikuti program MSIB batch 1.
Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional, Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt., mengatakan kegiatan sosialisasi diadakan kembali sebagai upaya menyampaikan informasi MSIB batch 2 yang telah dilaksanakan pada akhir tahun lalu. Diharapkan dengan sosialisasi kali ini lebih meluaskan kembali berbagai informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan mahasiswa saat mengikuti program MSIB nantinya.
“Tentu harapannya di kegiatan MSIB batch 2 akan jauh lebih baik di banding batch 1 yang masih mengalami trial and error,” ujarnya, Kamis (6/1).
Dari sosialisasi ini, kata Puji, mahasiswa UGM tentunya akan mendapatkan strategi-strategi yang harus dilakukan ketika mengikuti program MSIB versi Kemendikbud. Bagaimana bisa lolos dalam seleksi administrasi, tips wawancara dengan pihak industri, dan berbagai pengalaman mengikuti MSIB dari para mahasiswa UGM yang telah mengikuti MSIB batch 1.
“Jadi, bisa tahu apa-apa yang harus dilakukan, bermanfaat atau tidak? Apa saja yang dikerjakan disana, dan inipun nantinya akan sangat membantu jurusan ketika harus memberikan rekomendasi untuk angkatan berikut yang bisa mengikuti kegiatan tersebut,” papar Puji.
Sekali lagi, Puji berharap Program MSIB Batch 2 akan lebih banyak diikuti mahasiswa UGM. Jika di MSIB batch 1 ada sekitar 280 mahasiswa UGM yang diterima maka di Program MBIS batch 2 diharapkan lebih banyak lagi.
“Karena untuk Program MSIB ini UGM saat ini masih di posisi 7 se-Indonesia. Paling tinggi UI, disusul UNAIR, UNDIP dan lain-lain,” paparnya.
Ongky Suherman Heng, mahasiswa Fakultas Teknik UGM, berkesempatan menyampaikan pengalamannya. Ia mengaku merasa bersyukur bisa menjadi salah satu mahasiswa yang bisa menjalankan program MSIB batch 1 di Microsoft Indonesia.
“Posisi saya di studi independen. Kenapa saya mendaftar di MSIB terutama di studi independen? Ya tentunya pengin mendapat pengalaman baru,” ucapnya.
Ongky mengaku mengikuti program MSIB terdorong adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka agar setiap mahasiswa bisa merasakan atmosfer akademik lintas studi dan lintas kampus. Dengan mengikuti MSIB akhirnya ia benar-benar bisa merasakan pengalaman baru ketika mempelajari suatu hal yang tidak ia temui di jurusannya.
“Ini sungguh pengalaman baru. Bahkan boleh dibilang sangat jauh dari jurusan kita,” katanya.
Sebagai mahasiswa Faultas Teknik UGM dan mengikuti studi independen di Microsoft Indonesia ia mendapatkan banyak soal teknologi dan semua aplikasi. Terlebih aplikasi yang berkaitan dengan perusahaan Microsoft.
“Kita tahu sendiri bahwa microsoft memiliki banyak sekali aplikasi. Aplikasinya kalau boleh dikatakan yang hubungannya dengan fakultas teknik itu hanya sedikit, paling hanya excel. Tetapi saya bisa mempelajari banyak hal yang menyenangkan disana,” jelasnya.
Ongky menuturkan ia mengikuti Program MSIB melalui proses seleksi. Melalui website Merdeka Belajar Kampus Merdeka, ia mendaftar dan mengupload dokumen yang diperlukan seperti Curicullum Vitae dan Surat Rekomendasi dari universitas.
“Dua itu yang cukup penting dan untuk batch 2 saya kira juga masih sama. Bahkan, sekarang lebih komplet informasinya melalui medsos, Grup Telegram dan Grup WA, fitur chat di website dan lain-lain. Sewaktu saya mendaftar dulu tidak seperti sekarang, belum ada medsosnya jadi setelah mendaftar ya hanya menunggu balasan kembali email,” terangnya.
Diantri Rahim Adristi, mahasiswa Teknik Fisika UGM, mengaku cukup senang bisa bersempatan mengikuti MSIB Program Magang di Indonesia Power. Selain bisa mendapatkan pengalaman kerja di industri, ia mengaku bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus dan mendapatkan relasi yang luas.
“Banyak sih pengalaman yang didapat, dan kita dituntut bisa membagi waktu. Karena selain menjalani magang dari pukul 7.30 sampai 16, kita juga harus bikin laporan harian, mingguan dan laporan akhir. Melakukan berbagi pengalaman dan diskusi bersama mentor dan presentasi bulanan di hadapan manajer,” ungkapnya.
Penulis : Agung Nugroho