Sebanyak 21.492 buah ember yang berisi telur nyamuk berwolbachia akan ditarik dari rumah warga dan fasilitas umum di wilayah Kabupaten Sleman setelah populasi persentase Wolbachia telah mencapai lebih dari 60% sejak ditaruh enam bulan lalu. Rencananya penarikan ember nyamuk wolbachia tersebut dilakukan secara bertahap hingga 4 Februari mendatang.
Diagnostic Team Leader World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dr. Eggi Arguni, Sp.A.(K), Ph.D, menyampaikan bahwa dari hasil pengamatan yang dilakukan tim WMP menunjukkan bahwa saat ini secara akumulasi nyamuk ber-Wolbachia di Sleman telah berkembang dengan baik dan stabil di persentase yang tinggi. “Nyamuk yang ber-Wolbachia akan terus berkembang secara alami di proporsi yang tinggi,” katanya dalam siaran pers yang dikirim kepada wartawan, Senin (31/1).
Seperti diketahui, berdasarkan hasil penelitian Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) yang menggunakan metode Randomised Controlled Trial di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77% kasus dengue dan menurunkan 86% kasus dengue yang dirawat di rumah sakit. Namun demikian, potensi adanya kasus DBD dan penyakit lain yang disebabkan oleh vektor nyamuk masih ada.
“Karenanya, warga tetap disarankan untuk tetap waspada dengan tetap melanjutkan program penanggulangan DBD yang sudah berjalan, seperti pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 4M plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan program lainnya, baik di wilayah yang telah disebar nyamuk ber-Wolbachia dan tidak,” pesan dr. Cahya.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, S.E., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam program Si Wolly Nyaman. Sebanyak 13 kapanewon, 20 puskesmas, 39 kelurahan telah berpartisipasi dalam implementasi teknologi Wolbachia tersebut. “Kurang lebih 3.000 kader kesehatan yang secara rutin melakukan penggantian isi ember, masyarakat Sleman yang telah berpartisipasi dan seluruh pihak yang terlibat aktif menyukseskan program ini,” ujar Danang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Cahya Purnama, M.Kes., berharap program nyamuk berwolbachia ini dapat menurunkan kasus DBD secara signifikan.
Penulis : Gusti Grehenson