Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., bersama Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, dan Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Arif Hartawan, meluncurkan program Serikat Surya Handayani (SSH) dalam rangka penguatan bisnis energi ramah lingkungan berbasis masyarakat di Graha BMT Ummat, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (6/2).
Program pembentukan SSH merupakan hasil inisiasi Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM dengan Bank Indonesia dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Warga yang tergabung dalam SSH ini nantinya akan mengelola PLTS dengan kekuatan 12 ribu watt peak dengan melibatkan kemitraan BMT Ummat, pelaku usaha UMKM, dua sekolah SMK dan mitra industri di bidang teknologi energi terbarukan. “PLTS ini nantinya dimanfaatkan untuk mendukung usaha olahan produk biofarmaka dan usaha batik gunungkidul,” kata Rektor kepada wartawan.
Selain itu, PLTS yang merupakan hibah dari BI ini juga digunakan untuk para petani tegan dan menggunakan pompa surya berjalan atau mobile solar water pumping system yang akan dimanfaatkan untuk mengangkat air di saat musim kemarau. “Pompa surya ini akan banyak berfungsi di bila sudah musim kemarau, nantinya bisa disewa dengan biaya terjangkau,” ujarnya.
Kegunaan PLTS yang dikelola oleh anggota SSH ini menurut Rektor juga akan digunakan untuk mengairi sawah dan memasok kebutuhan air di tempat ibadah. Bekerja sama dengan BMT Ummat, PLTS yang dikembangkan oleh UGM ini juga digunakan untuk bisnis air minum yang dikelola oleh anggota SSH. Hasil dari bisnis ini digunakan untuk perbaikan dan perawatan rutin komponen panel surya yang diperkirakan bisa digunakan hingga lebih dari 20 tahun.
Arif Hartawan menuturkan peluncuran serikat surya handayani diharapkan bisa menginspirasi daerah yang lain dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk mendorong kegiatan ekonomi yang berbasis masyarakat desa. “Kita harap kegiatan ini menjadi simpul, bisa tersambung dan terintegrasi dengan baik dengan daerah lainnya sehingga bisa menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Menurut Arif, kolaborasi antara Bank Indonesia dan UGM melalui progran tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BI dalam mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia yang selaras dengan pengembangan ekonomi hijau yang dicanangkan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar energi fosil. “Ekonomi hijau menjadi perhatian pada pertemuan pemimpin G20. Kita memiliki peluang cukup besar karena memiliki sumber energi dari angin, panas bumi dan panas matahari,” jelasnya.
Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, berharap pengembangan energi baru dan terbarukan bisa dioptimalkan penggunaannya pada lahan kering pertanian yang sebagian besar melingkupi wilayah Gunungkidul. “Di Gunungkidul sekitar 70-80 persen penduduk bekerja di sektor pertanian sehingga EBT bisa optimalisasi untuk lahan kering dan EBT bisa jadi solusi kebutuhan akan pengangkatan air sangat luar biasa,” paparnya.
Penulis : Gusti Grehenson