Yogya (KU) – Menindaklanjuti kerja sama Indonesia–Namibia untuk pengembangan padi di Namibia, Rektor University of Namibia, Lasarus Hangula, dan Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., sepakat menjalin kerja sama di bidang pertanian. Kesepakatan kerja sama ini mengemuka saat Rektor UGM menerima kunjungan tim dari University of Namibia yang didampingi oleh Sekretaris I KBRI di Namibia, Toary C.F. Worang, di Kantor Pusat UGM, Rabu (7/4).
“Universitas Namibia selaku mitra kerja menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Indonesia yang dikenal mereka sebagai salah satu negara utama penghasil beras di dunia,” kata Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., kepada wartawan usai mengikuti pertemuan tersebut. Ditambahkannya, melalui kerja sama yang dijalin diharapkan dalam waktu dekat akan dilakukan pengiriman tenaga ahli pertanian dari Indonesia ke Namibia. Sebaliknya, Namibia akan mengirim petani untuk belajar penanaman padi di Indonesia. “Rencananya, mereka akan mengirim sejumlah petani untuk belajar bercocok tanam di Indonesia,” katanya.
Triwibowo menuturkan para petani Namibia akan diajarkan cara bercocok tanam padi selama tiga bulan di UGM. Pemilihan waktu tiga bulan dirasa cukup untuk mengajari para petani dari negara yang baru enam tahun merdeka itu. “Kita menawarkan tiga bulan. Jika tiga bulan sudah cukup, ya sudah. Terutama bagaimana bertani padi, untuk mengetahui jenis padi apa yang layak dikembangkan di Namibia, makanya perlu studi kelayakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM, Dr. Eng. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., menjelaskan selain menjalin kerja sama di bidang pertanian, direncanakan ke depan juga dilakukan kerja sama dalam bidang kedokteran. “Program ini sebagai program unggulan Indonesia dengan Namibia. Dari kerja sama ini sebenarnya membuka akses kerja sama selatan-selatan kita dengan negara Afrika lainnya,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)