Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan bincang santai bertemakan “Mengenal Lebih Jauh tentang Penyakit Stroke dan Pencegahannya” melalui Raisa Radio pada Selasa, (8/2).
Dr. dr. Ismail Setyopranoto Sp.S(K), dari Departemen Neurologi, FK-KMK UGM memaparkan bahwa penyakit stroke merupakan gangguan peredaran darah otak yang bersifat aktif dengan gejala fokal seperti kesemutan atau gejala global seperti seperti penurunan kesadaran, gangguan bicara, dan lumpuh total yang berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan bukan karena trauma (riwayat terjatuh infeksi otak atau tumor).
“Jadi, stroke merupakan kondisi yang hanya mengenai vaskular atau pembuluh darah. Stroke itu 80-85% disebabkan karena non-pendarahan, bukan karena pecahnya pembuluh darah. Dan sekitar antara 15-20% disebabkan oleh pendarahan atu sumbatan,” paparnya.
Menurut Ismail, secara umum kita harus mengenali tanda gejala yang terjadi baik pada stroke pendarahan maupun non-pendarahan.
“Harus mengenal gejalanya karena gejala yang terjadi ini merupakan early warning system atau symptom selanjutnya sangat tergantung darimana kita mengidentifikasi secepatnya pasien-pasien yang mengalami stroke untuk dibawa ke rumah sakit. Mengenai pendarahan atau non-pendarahan itu nanti dirumah sakit, yang penting adalah bagaimana mengenal tanda dan gejala stroke,” ujarnya.
Tanda dan gejala stroke tersebut menurut Ismail antara lain pasien yang tiba-tiba mengalami kesemutan separuh anggota gerak (dari kepala sampai kaki), mengalami kelemahan anggota gerak, bicara pelo dan mulutnya perot, penurunan kesadaran yang tiba-tiba, pasien mengalami kebingungan dan tidak bisa bicara, mengalami gangguan fungsi kognitif akut (seperti tiba-tiba menanyakan keluarga yang sudah meninggal, ingin pulang padahal sudah dirumah, kebingungan menyebutkan nama anggota, dsb), buta separuh lapang pandang (mata kanan atau kiri mengalami kegelapan), dan mengalami dizziness (bergoyang).
“Yang harus kita diketahui adalah bahwa dari 8 tanda gejala tadi, bisa tunggal atau lebih dari satu. Jika awalnya tunggal lalu diikuti yang lain, itu menuju ke arah perburukan. Ini yang harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan penanganan stroke,” tutur Ismail.
Ismail menjelaskan bahwa ada dua macam faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena stroke, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tak dapat dikendalikan. Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan antara lain umur, jenis kelamin tertentu, keturunan, dan orang yang pernah terkena stroke. Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain diabetes, obesitas, hipertensi, kurang aktivitas dan olahraga, merokok, alkohol, dsb.
“Stroke dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, minum alkohol sesuai takaran), menurunkan tingkat kolesterol & tekanan darah tinggi, dan menjaga kadar normal gula darah,” ujarnya.
Penulis: Desy