Gedung Pusat UGM bukan sekedar bangunan. Sejatinya terdapat nilai-nilai dan makna yang hendak diwasiatkan oleh para pembangun-nya pada generasi-generasi berikutnya. Berikut beberapa nilai filosofis Gedung Pusat UGM yang perlu untuk Anda ketahui.
Nilai-nilai filosofis ini kami ambil dari film dokumenter ‘Filosofi Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada’ yang dipersembahkan oleh Fakultas Filsafat UGM. Dokumenter tersebut dipublikasikan melalui channel Youtube ‘Kanal Pengetahuan Fakultas Filsafat UGM’, pada Jumat, (11/2), lalu.
Pertama sekali, perlu untuk diketahui bahwa pembangunan Gedung Pusat UGM sejatinya dilandasi semangat untuk membangun peradaban baru Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan tahun 1945.
Tidak serupa dengan bangunan seperti Istana Merdeka (Kediaman dan Kantor Presiden Indonesia saat ini) dan bangunan-bangunan nasional lainnya yang dirancang oleh arsitek Belanda, Gedung Pusat UGM dirancang oleh arsitek asli Indonesia, GPH Hadinegoro.
“Gedung Pusat ini seolah-olah simbol membangun peradaban baru. Bung Karno dan kawan-kawan pada waktu itu ingin menunjukkan bahwa arsitek Indonesia mampu membuat bangunan karya arsitektur yang tidak kalah dengan arsitek-arsitek dunia,” tutur Dr. Heri Santoso, peneliti sekaligus dosen Fakultas Filsafat UGM, dalam film dokumenter.
Kemudian, jika diperhatikan kolom-kolom (tiang-tiang) Gedung Pusat UGM dari lantai satu hingga tiga, akan terlihat bahwa pada lantai bawah tiang-tiang akan berbentuk persegi, serta dari lantai kedua sampai ketiga akan berbentuk bulat.
Perubahan dari bentuk persegi ke bulat pada tiang-tiang tersebut sejatinya menggambarkan proses pematangan mahasiswa. Bentuk persegi menggambarkan kondisi mahasiswa ketika baru masuk, dimana pemikiran maupun perilakunya masih bersudut-sudut membawa karakter asal. Sedang bentuk bulat menggambarkan kondisi mahasiswa yang telah mengalami pembelajaran di UGM, dimana menjadi lulusan yang tangguh dengan mengedepankan objektivitas ilmiah dan nasionalisme.
Begitu juga dengan tekstur lapisannya. Pada tiang-tiang bagian bawah bangunan akan ditemukan pelapisan tiang dengan menggunakan kerikil. Hal ini menggambarkan pemikiran yang masih “kasar”. Namun, pada tiang-tiang bagian atas gedung, tekstur lapisan akan terasa halus. Hal ini menggambarkan bahwa setelah lulus cara berpikir dan cara menyampaikan pendapat para lulusan sudah menggunakan dan berlandaskan cara-cara berpikir nan objektif.
Itu hanya beberapa nilai-nilai filosofis Gedung Pusat UGM. Masih banyak nilai-nilai dan makna dari arsitektur Gedung Pusat UGM lainnya, seperti filosofis tiang-tiang di Balairung Gedung Pusat UGM, filosofis lantai-lantai gedung, filosofis pohon-pohon sekitaran gedung, serta filosofis-filosofis lainnya yang tidak kalah memiliki nilai dan makna yang tinggi.
Silahkan klik tautan disini untuk menonton dokumenter secara langsung.
Penulis: Aji