Prof. Dr. Suharko, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Dalam pengukuhan yang berlangsung Selasa (22/2) di Balai Senat UGM, ia menyampaikan pidato berjudul Risiko dalam Era Antroposen: Perspektif dan Area Kajian Sosiologi.
Suharko menjelaskan alasan sosiologi mengkaji isu risiko. Konteks dan lingkungan fisik, spasial, serta sosial yang terus berubah secara cepat dan tidak terduga sebagaimana tampak dari pandemi dalam dua tahun terakhir ini. Berbagai perubahan sosial telah terjadi sejak revolusi industri dimana banyak efek serius dari aktivitas manusia atau yang disebut era Antroposen.
“Malapetaka Covid-19 mengonfirmasi bahwa kita sesungguhnya telah berada dalam era Antroposen ini,” terangnya.
Risiko munculnya penyakit ini sejalan dengan interaksi manusia dengan alam yang makin intens. Kemudahan mobilitas telah mendorong warga bepergian ke berbagai penjuru dunia. Hal tersebut semakin membuka peluang penularan semakin besar dan meningkatkan risiko kesehatan masyarakat dunia.
Ia menambahkan risiko lingkungan yang muncul dari perilaku manusia ini juga makin terkonfirmasi melalui survei World Economic Forum/WEF (2021) yang menyebutkan bahwa tiga risiko tertinggi yang mungkin terjadi dalam sepuluh tahun ke depan adalah cuaca ekstrem, kegagalan dalam mengatasi iklim, dan kerusakan lingkungan yang bersumber dari perilaku manusia. Lalu, risiko lingkungan dan sosial juga muncul dari rencana dan implementasi berbagai proyek pembangunan dalam kerangka MP3EI dan PSN.
“Berbagai bentuk risiko yang muncul sebagai konsekuensi dari pandemi, krisis iklim, dan akselerasi pembangunan ekonomi dan infrastruktur memiliki sumber penyebab yang kurang lebih sama, yakni intervensi manusia terhadap alam dan lingkungan hidup dalam berbagai bentuk perilaku individual dan kolektif serta mekanisme kelembagaan modern-industrial,” urainya.
Ketua Departemen Sosiologi, Fisipol UGM ini menyebutkan dalam mengkaji isu risiko dalam konteks era Antroposen ini, sosiologi harus berdialog dengan berbagai disiplin keilmuan lain. Hal tersebut perlu dialakukan untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuan tentang risiko sebagai konsep yang multidimensional dan harus dikaji secara multidisiplin, bahkan transdisiplin.
Ia mengatakan isu risiko merupakan interseksi diantara berbagai isu. Beberapa diantaranya seperti kerentanan, resiliensi, keadilan lingkungan, gerakan lingkungan, dampak dan tata kelola lingkungan, kewargaan, perlindungan dan kebijakan sosial, serta isu menonjol lain yang mencuat pada era Antroposen dan perubahan sosial yang cepat yang juga menjadi perhatian dari berbagai disiplin keilmuan.
“Dengan membawa isu risiko ke ajang diskusi, perdebatan, pengajaran, dan riset,berharap bahwa sosiologi tidak hanya mampu mengaitkan problem risiko dengan konteks perubahan masyarakat global yang cepat, tetapi juga membangun dialog dengan berbagai disiplin keilmuan lain untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif dan berkontribusi dalam produksi pengetahuan perihal isu tersebut,”paparnya.
Penulis: Ika
Foto: Firsto