• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua

UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua

  • 22 Februari 2022, 21:13 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 6135
UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua

Diperkirakan lebih dari 90% pengrajin dan industri tekstil di Indonesia masih menggunakan pewarna sintetis dalam memproduksi produk tekstilnya. Bahkan, bahan baku pewarna sintetis tersebut diimpor dengan kapasitas besar dan bernilai sangat tinggi. Padahal, pewarna sintetis yang mengandung gugus azo, amino aromatis, naftol, asam, basa, direct, dan senyawa reaktif lainnya sudah dilarang penggunaannya sejak 1 Juni 1996 karena pewarna tersebut bersifat karsinogen, yang sangat berbahaya bagi penggunanya dan bagi lingkungan.

Perlu diketahui, di awal abad 20, Indonesia merupakan penguasa pasar pewarna alami biru Indigo terbesar di dunia. Sebab, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah yang merupakan bahan baku pewarna alami dan sampai saat ini potensi tersebut belum termanfaatkan dengan baik. Bahkan, hampir di semua daerah di Indonesia memiliki budaya penggunaan pewarna alami dan sumber daya alam sebagai bahan baku pewarna alami. “Kita memiliki kekayaan sumber daya pewarna alami secara turun temurun,” kata peneliti pewarna alami UGM, Prof. Dr. Edia Rahayuningsih, M.S., usai peresmian mini plant pewarna alami di ruang multimedia, Gedung Pusat UGM, Selasa (22/2).

Edia mengatakan ia bersama 6 peneliti lainnya dibantu 3 peneliti dari mitra industri serta 25 mahasiwa tengah mengembangkan industri pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk pewarna alami tersebut.  Tim peneliti UGM yang tergabung dalam kelompok riset Indonesia Natural Dye Institute Universitas Gadjah Mada (INDI-UGM) melakukan program hilirisasi produk purwarupa atau teknologi bersama dengan mitra CV Karui Jayapura dengan membangun miniplant produksi serbuk pewarna alami dari limbah industri penggergajian dari kayu Merbau di Jayapura Papua. “Limbah dari hasil hutan ini sangat potensial digunakan sebagai sumber bahan baku industri pewarna alami,” katanya.

Sebagai ketua tim INDI UGM ini, Edia menyebutkan produk samping dan limbah dari hasil hutan di Papua bisa mencapai 20-40% dari total massa pohon. Sayangnya selama ini limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal dan biasanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau dibakar sehingga menjadi masalah di lingkungan.

Melalui pendanaan dari Kemendikbud pihaknya telah mengirim alat untuk miniplant bersumber dari Program Dana Padanan atau Matching Fund ke Papua. Tahun 2021 Batch 9 Kedaireka DIKTI dan dilaksanakan dengan pengawalan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM dan dana dari mitra. Pihaknya telah memproduksi alat untuk pengolahan serbuk alami tersebut yang dikelola oleh CV Karui Jayapura. “Serbuk pewarna alami ini bisa mencapai 1,4 kuintal per hari karena bahan baku melimpah,” katanya.

Edia berharap adanya miniplant produk serbuk pewarna alami pewarna alami ini diharapkan bisa dikembangkan ke tahap komersialisasi dari dukungan pemerintah, industri dan komunitas agar bisa digunakan oleh para pengrajin batik, industri tekstil dan mendukung program SDGs.

Selain dari bahan baku Merbau di Papua, menurut Edia, pewarna alami juga bisa dibuat dari bahan baku yang berasal dari tanaman indigofera, limbah kakao, limbah sawit, dan limbah kulit kayu mangrove.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mengapresiasi peresmian dimulainya produk serbuk pewarna alami yang berlokasi di Jayapura, Papua tersebut yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat Papua karena bisa memasok bahan baku pewarna alami untuk pengrajin batik dan industri tekstil. “Pewarna alami ini bisa menjadi substitusi dari pewarna sintetis dan harapannya kita kedepan bisa menjadi eksportir untuk pewarna alami,” tegasnya.

Inisiator INDI UGM, Ika Dewi Ana, Ph.D., mengatakan sebelum menghasilkan miniplant produk serbuk pewarna alami, para peneliti selama ini sudah bekerja keras dalam mengembangkan teknik industri untuk menghasilkan pewarna alami yang berkualitas. “Dari mengorek sejarah, filosofi, dan teknik industri pewarna alam sampai meneliti kestabilan warna agar tidak cepat luntur. Saya kira inovasi pewarna alami ini menjadi bagian dari teknologi masa depan,” katanya.

Direktur CV Karui Jayapura, Alexander Sorondanya, S.Hut., mengaku sangat beruntung dan bersyukur sekali ketika diajak pertama kali bekerja sama dengan para peneliti UGM. Sebab, ia tidak menyangka jika limbah kayu Merbau yang dibuat begitu saja ternyata bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna bagi industri tekstil. “Tidak terpikirkan sebelumnya. Setelah ketemu Bu Edia kita diberitahu tentang  potensi Merbau bisa diolah menjadi zat pewarna alami,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Berita Terkait

  • INDI, Pusat Unggulan Inovasi Pewarna Alami Indonesia

    Wednesday,11 December 2019 - 10:27
  • Menghidupkan Kembali Pewarna Alami Nusantara

    Wednesday,11 May 2022 - 8:40
  • Fakultas Biologi UGM Kenalkan Teknik Pewarna Alami ke Masyarakat Sleman

    Thursday,29 November 2018 - 9:54
  • KKN PPM-UGM Unit 27 Gelar Pameran Batik dan Fotografi

    Tuesday,03 August 2010 - 19:11
  • Industri Tekstil Surakarta Mengalami Deindustrialisasi

    Tuesday,30 October 2012 - 15:55

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual