• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM Tekankan Pentingnya Sarapan Bagi Kesehatan Tubuh

Pakar UGM Tekankan Pentingnya Sarapan Bagi Kesehatan Tubuh

  • 24 Februari 2022, 13:01 WIB
  • Oleh: Ika
  • 27085
Pakar UGM Tekankan Pentingnya Sarapan Bagi Kesehatan Tubuh

Sarapan menjadi waktu makan yang sering terabaikan bagi kebanyakan orang. Beragam alasan melewatkan sarapan mulai dari tidak sempat hingga tidak terbiasa sarapan. Padahal, banyak manfaat dari sarapan pagi dan penting bagi tubuh kita.

Ahli Gizi UGM, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., M.P,H., RD., menjelaskan mengapa sarapan penting untuk dilakukan. Salah satunya, sarapan menjadi sumber energi atau penyedia bahan bakar bagi tubuh untuk beraktivitas di siang hari.

“Kalau habis tidur 8 jam tidak makan dan minum otomatis kadar glukosa dalam tubuh rendah. Jika tidak mengonsumsi makanan setelah bangun tidur makan akan lemas karena tidak akan bahan bakar yang masuk,” paparnya, Kamis (24/2).

Mirza mengungkapkan sarapan pagi adalah makanan yang tidak akan pernah disimpan dalam tubuh sebagai lemak karena digunakan untuk beraktivitas. Dengan begitu, bagi orang yang ingin menjaga berat badan tidak perlu tidak melewatkan sarapan dan khawatir berat badan akan naik karena sarapan. Sebab, jika melewatkan sarapan menjadikan tingkat lapar menjadi lebih besar saat waktu makan siang dan sore. Asupan makanan saat makan siang dan sore menjadi lebih banyak sementara aktivitas cenderung berkurang atau tidak sepadat saat pagi hari sehingga akan menjadi simpanan lemak.

Manfaat dari sarapan selanjutnya adalah menjadi sumber energi bagi otak sehingga meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi. Sebaliknya jika tidak sarapan maka fungsi kognitif otak berkurang.

“Glukosa dari karbohidrat menjadi energi bagi otak. Dengan sarapan otomatis membuat otak berfungsi dengan baik dan bagi anak-anak atau pelajar membantu meningkatkan kecerdasan memori mata pelajaran yang didapat,” terangnya.

Selain itu, sarapan juga mampu menjaga suasana hati atau mood. Sarapan menjadi bahan energi yang membuat kondisi otak segar sehingga menjadikan mood bagus. Sebaliknya jika berada dalam kondisi lapar menjadikan otak lelah dan memengaruhi mood saat belajar atau beraktivitas menjadi lesu ataupun mudah emosi.

Ia menyebutkan sarapan dapat mencegah penyakit maag. Sebab, dengan sarapan lambung akan terisi makanan yang akan menetralisir asam lambung. Apabila lambung kosong terlalu lama akan meningkatkan asam lambung dan jika ini terus dibiarkan akan memicu mual dan muntah.

Efek jangka panjang

Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini kembali mengimbau masyarakat untuk tidak melewatkan sarapan pagi. Sebab, tidak hanya berpengaruh pada tubuh dan otak dalam jangka pendek, tetapi ada ancaman jangka panjang yang mengintai jika terlalu sering mengabaikan sarapan.

Mirza mengatakan orang yang sering melewatkan sarapan lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner. Dari riset terdahulu disebutkan bahwa orang dalam rentang usia 45-82 tahun yang melewatkan sarapan berisiko lebih tinggi terkena jantung koroner.

“Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun sehingga menunjukkan jika risiko tersebut tidak main-main,” tuturnya.

Apabila seseorang memiliki jantung koroner, lanjutnya, lebih berisiko terhadap serangan jantung. Selain itu, kebiasaan melewatkan sarapan akan memicu obesitas yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit lainnya. Tidak sarapan menjadikan maka tingkat lapar tinggi dan akan makan dengan kalap dalam porsi yang tidak terkontrol di siang atau malam harinya. Selain itu, kecenderungan makanan yang dipilih adalah makanan cepat konsumsi yang tinggi lemak yang akan memicu diabetes, darah tinggi, serta serangan jantung.

Risiko lain adalah terkena kanker. Sebab, dengan melewatkan sarapan akan menyebabkan keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Adanya gangguan metabolik dalam tubuh ini dapat menyebabkan tubuh berlebih atau kekurangan zat penting untuk kebutuhan sel tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena kanker.

Berikutnya, melewatkan sarapan bisa menurunkan fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi salah satunya demensia.

“Sarapan harus dipertahankan sebagai sebuah kebiasaan  dan juga diperbaiki karena dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Hal tersebut menjadian rentan terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” tegasnya.

Waktu ideal

Mirza menyampaikan penentuan jam waktu makan telah dikaji tidak hanya berdasarkan kebiasaan saja. Namun, terdapat kajian ilmiah yang dilakukan berdasarkan jumlah energi yang digunakan (energy expenditure ) selama 24 jam seseorang melakukan kegiatan.

Energy expenditure akan meningkat kebutuhannya seiring berjalannya waktu. Saat siang hingga sore biasanya meningkat dan akan menurun perlahan saat malah hari. Puncak kebutuhan energi berbeda-beda. Hal tersebut menjadi alasan mengapa waktu sarapan, makan siang, dan makan malam bedaberdasar kebutuhan energi tubuh saat beraktivitas .

“Jam 6-9 waktu bagus untuk sarapan pagi dan idealnya antara jam 7-8, namun bisa disesuaikan dengan aktivitas. Jangan sampai lewat jam 9 karena sudah masuk persiapan pemenuhan kebutuhan makan siang,” terangnya.

Penulis: Ika 

Berita Terkait

  • Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak-Anak Indonesia

    Saturday,19 February 2022 - 11:21
  • Mahasiswa UGM Juarai Kompetisi NUS FoodTech Challenge 2022 di Singapura

    Friday,22 July 2022 - 11:40
  • Pakar UGM: Minum dan Mandi Air Panas Tidak Bisa Bunuh Covid-19

    Thursday,14 May 2020 - 12:42
  • Pakar UGM Tak Rekomendasikan Olahraga Pagi Saat Puasa, Mengapa?

    Thursday,06 April 2023 - 8:49
  • FKG UGM Gelar Pemeriksaan Gigi Gratis

    Wednesday,30 June 2010 - 17:31

Rilis Berita

  • Fakultas Hukum UGM Luncurkan Buku Tentang Hukum Agraria 27 May 2023
    Memperingati ulang tahun ke-80 tokoh bidang hukum dari Fakultas Hukum (FH) UGM, Prof. D
    Satria
  • Pemilu 2024 Masih Terjebak pada Agenda Rutinitas Politik 27 May 2023
    Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka m
    Gusti
  • FKK-MK UGM Gelar Webinar Bahas Ancaman Diabetes Mellitus Bagi Anak Muda 27 May 2023
    Untuk merencanakan tindak lanjut terhadap tingginya penderita Diabetes Mellitus pada ge
    Satria
  • UGM Residence Kembali Gelar Festival Budaya 26 May 2023
     UGM Residence kembali menggelar festival budaya at
    Ika
  • Ganjar Pranowo Ajak Warga Melek Digital 25 May 2023
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama), Ganjar Pranowo, me
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual