• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi Dini Kanker Serviks

  • 17 Maret 2022, 11:54 WIB
  • Oleh: Satria
  • 25434
Deteksi Dini Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan kanker yang paling menyeramkan di Indonesia karena menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Hal tersebut disampaikan oleh dr. M. Ary Zucha, Ph.D, Sp.OG, dari Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKKMK UGM melalui Siaran Bincang Santai Raisa Radio pada Senin, (14/3).

“Kanker serviks memang sesuatu yang menyeramkan, tapi kabar baiknya bahwa kanker serviks sangat bisa dicegah. Jadi ini suatu kanker yang sangat preventable. Kanker serviks ini sangat berhubungan dengan kejadian infeksi virus HPV (humanpapilloma virus). Sebagian besar penularannya melalui kontak seksual. Kedua, non-seksual, misalnya melalui pakaian dalam yang berganti-ganti orang, kurang bersih, sarung tangan dokter yang tidak berganti setiap pasien, dan sebagainya,” ujar Zucha pada Senin, (14/3).

Pencegahan kanker serviks menurut Zucha bisa dilakukan dengan vaksinasi HPV/humanpapilloma virus (pencegahan primer) dan lesi prakanker (pencegahan sekunder). Vaksinasi atau imunisasi HPV dilakukan untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

“Yang kedua, proses terjadinya kanker panjang, dari pertama kali terinfeksi HPV sampai menjadi kanker membutuhkan proses 3-17 tahun. Dalam prosesnya, dari infeksi HPV sampai jadi kanker melewati suatu proses panjang yang dinamakan lesi pra kanker. Kita anggaplah luka, jadi ada luka yang terjadi karena infeksi HPV namun belum bisa dianggap kanker. Oleh karena itu pencegahan kanker serviks itu ada 2, satu yaitu pencegahan primer, kedua adalah deteksi dini dengan cara mengenali (lesi prakanker), sudah terinfeksi tapi jangan sampai jadi kanker,” paparnya.

Zucha memaparkan bahwa terdapat dua kelompok virus HPV, yaitu HPV risiko tinggi dan HPV risiko rendah. HPV risiko tinggi dikaitkan dengan perkembangan menjadi kanker serviks, sedangkan HPV risiko rendah tidak menyebabkan kanker serviks tapi menyebabkan kutil.

“Yang ganas atau berisiko tinggi, yaitu kelompok HPV yang menyebabkan kanker, misalnya tipe 16 dan 18. Sedangkan yang berisiko rendah tidak menyebabkan kanker, tetapi menyebabkan kutil, misalnya tipe 6 dan 11,” papar Zucha.

Zucha menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan skrinning kanker serviks dengan menjalani pap smear atau IVA di puskesmas/bidan/dokter terdekat.

“Apabila kita mengenali lesi prakanker atau sebelum terjadinya kanker serviks dan kita obati, maka angka kesembuhannya 86-95%. Jadi kalau kita mengetahui dari awal, angka kesembuhannya tinggi sekali. Jika dideteksi atau di diagnosis pada stadium awal, masih bisa dioperasi dan pengobatannya tuntas, angka kesembuhannya juga semakin baik, namun semakin stadium lanjut, maka angka kesembuhannya rendah. Oleh karena itu, saya mempromosikan untuk skrinning kanker serviks di puskesmas atau dokter  untuk mendeteksi sedini mungkin lesi prakanker,” ucapnya.

Penulis: Desy

Berita Terkait

  • Punya Anak Lebih dari Tiga, Rentan Terkena Kanker Serviks Uteri

    Friday,18 July 2014 - 11:54
  • Minyak Daun Cengkih Potensial untuk Obat Antikanker Serviks Uteri

    Friday,31 August 2018 - 16:16
  • Bakti Sosial Deteksi Dini Kanker Mulut Leher Rahim

    Tuesday,02 December 2008 - 16:25
  • Cegah Kanker, Hindari Makanan Mengandung Zat Aditif Kimia

    Friday,06 February 2015 - 15:47
  • FKKMK UGM Lakukan Pengabdian Masyarakat Deteksi Dini Kanker Kolorektal

    Wednesday,26 August 2020 - 8:54

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual