• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kunci Sukses Membangun Desa Ekowisata

Kunci Sukses Membangun Desa Ekowisata

  • 23 Maret 2022, 09:20 WIB
  • Oleh: Satria
  • 10599
Kunci Sukses Membangun Desa Ekowisata

Ekowisata, atau pariwisata berbasis sumber daya alam lokal dan berkontribusi pada korservasi kawasan, merupakan pasar besar untuk industri pariwisata kontemporer ini. Contohnya saja Rwanda yang terletak di Afrika. Pada tahun 2017 lalu, negara tersebut, dengan produk/antraksi berupa kawasan pegunungan, taman nasional, serta spesies satwa liar, berhasil dikunjungi 94.000 wisatawan dengan total pendapatan 18,7 juta dolar.  

Apakah Indonesia bisa seperti itu? Banyak pihak mengatakan bisa. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang mumpuni untuk masuk ke dalam pasar yang menggiurkan tersebut. Indonesia memiliki 50 Taman Nasional berbasis tropis, memiliki biodiversitas yang sangat kaya, memiliki 6 situs warisan dunia, 6 jaringan cagar biosfer dunia, dan lain sebagainya. Sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya. 

Saat ini, ekowisata sudah mulai dikembangkan di berbagai desa wisata di Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementrian Parekraf tahun 2021, lebih kurang telah ada 1.831 desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia.   

Lantas bagaimana agar membuat sukses semua itu? Guru Besar Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PsDK) FISIPOL UGM, sekaligus Kepada Pusat Studi Pariwisata UGM, Prof. Dr. Janianton Damanik, M.Si.,  menuturkan tujuh tren produk ekowisata yang kemudian ditangkap sebagai kunci penting untuk menciptakan desa ekowisata bernilai tinggi. 

Tren tersebut antara lain memiliki safari dan cagar alam lokal yang terjaga kelestariannya berkarakter nir limbah.

 
“Itu menjadi internasional value bagi setiap ekowisatan, semakin zero waste maka akan semakin dinikmati,” tutur Prof. Janianton dalam webinar ‘Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Mendukung Pariwisata’ yang diselenggarakan oleh KAGAMA dan disiarkan melalui kanal youtube KAGAMA Channel pada Minggu, (20/3). 

Selain itu, penggunaan transportasi hijau (kereta, mobil listrik, dll), penggunaan sumber energi baru dan terbarukan, produk yang ditawarkan desa harus eco certification serta tersedianya menu makanan berbasis alam/organik.


Prof. Janianton mengatakan bahwa para ekowisatawan sangat kritis terhadap isu lingkungan, sehingga penggunaan moda transportasi ramah lingkungan di desa wisata sangat memberikan nilai tambah.  

 “Apapun produknya, mau kita punya air terjun terbesar dan terindah misalnya, itu belum tentu menjadi magnet (wisata) yang sangat kuat. Tapi kalau dia (antraksi) sudah eco-certificate, artinya ada sertifikasi ekowisata disana, nah itu yang mereka (ekowisatan) perlu,” jelas Prof. Janianton. 

Satu hal lagi yaitu adanya program pro pemberdayaan perempuan.

Prof. Janianton pun mengungkapkan bahwa isu pemberdayaan perempuan sangat mengemuka di dunia global. Sejalan dengan itu telah tercatat bahwa banyak wisatawan yang membeli produk-produk lokal buatan perempuan. Tampak ada niat bagi para wisatawan untuk mendukung pemberdayaan perempuan di desa-desa. 

Dalam webinar tersebut Prof. Janianton turut memaparkan langkah-langkah strategis untuk membangun desa ekowisata kedepannya. Untuk mengetahui lebih jauh, silahkan tonton rekaman webinar melalui tautan disini. 

Penulis: Aji 

 

Berita Terkait

  • Dinamika Ekowisata Tri Ning Tri di Bali

    Monday,16 May 2016 - 16:17
  • Teliti Ekowisata Bali, Dosen Udayana Raih Doktor

    Monday,02 February 2015 - 14:46
  • Mahasiswa KKN UGM Mengembangkan Ekowisata Potensi Ekowisata di Lombok Utara

    Saturday,29 July 2017 - 22:11
  • PS2DL UGM Kembangkan Ekowisata di Giripurno Magelang

    Friday,28 October 2022 - 18:10
  • Perkembangaan Ekowisata Taman Nasional Kalimutu Stagnan

    Monday,31 July 2017 - 16:30

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual