Teknologi mengalami perkembangan sedemikian pesat, tetapi penelitian instruksional di bidang pendidikan akuntansi khususnya penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi masih sedikit. Hal ini tentu menjadi permasalahan penting dalam penelitian bidang instruksional. Karenanya menjadi sesuatu yang ideal seorang mahasiswa akuntansi semakin memahami teknologi, dengan mendapat dukungan para dosen guna mengintegrasikan perkembangan teknologi yang ada dengan kegiatan pembelajaran akuntansi.
Demikian disampaikan M. Roz Aziz Haryana, dosen Sistem Informasi Akuntansi, Gici Business School, Batam 2013, saat menjalani ujian terbuka Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Jumat (25/3).
“Penelitian ini berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Virtual Reality dan Materi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar individu dalam Konteks Pembelajaran Akuntansi, bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh media dan materi epmbelajaran sebagai desain instruksional terhadap hasil belajar individu,” ujar Roz Aziz.
Disebutnya penelitian yang ia lakukan mendasarkan pada cognitive load theory (CLT), dimana desain instruksional yang efektif dapat menurunkan cognitive load individu sehingga kinerja pembelajaran tinggi. Secara spesifik penelitian inipun mengembangkan CLT dengan pengujian perbandingan antara media virtual reality dan media audio-visual terhadap hasil belajar individu dalam konteks pengembangan materi persamaan akuntansi.
”Hasil penelitian memperlihatkan media dan materi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar individu. Hasil belajar individu lebih tinggi ketika mendapatkan media virtual reality dibandingkan dengan media audio-visual,” ungkapnya.
Lebih dari itu, kata Aziz, hasil belajar individu juga lebih tinggi ketika mendapatkan materi pembelajaran persamaan akuntansi nontradisional dibandingkan materi pembelajaran persamaan akuntansi tradisional.
Iapun menjelaskan berdasarkan penjelasan CLT, cognitive load individu yang mendapatkan paparan dengan media virtual reality lebih rendah dibandingkan dengan media audio-visual. Hal ini dikarenakan keleluasaan dan variasi penggunaan media dalam virtual reality lebih mengakomodasi berbagai gaya pembelajaran individu.
Selain itu penelitian ini juga menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang dikuasai pada jenjang sebelumnya berpengaruh terhadap proses pembelajarn selanjutnya berdasarkan prinsip the borrowing and reorganizing dalam CLT. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar individu lebih tinggi ketika mendapat materi pembelajaran persamaan akuntansi nontradisional dibandingkan materi pembelajaran persamaan akuntansi tradisional karena materi tersebut mencakup pengetahuan yang dimiliki oleh individu sebelumnya yaitu matematika.
“Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar individu lebih tinggi ketika mendapatkan media virtual reality dan materi pembelajaran persamaan akuntansi nontradisional dibandingkan dengan media audio-visual dan materi pembelajaran persamaan akuntansi tradisional,” katanya.
Hasil ini mengkonfirmasi CLT bahwa cognitive load individu paling rendah pada saat menerima paparan media virtual reality dan materi pembelajaran persamaan akuntansi nontradisional dan kinerja pembelajaran paling tinggi pada kondisi tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda eksperimen yang melibatkan 173 partisipan. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance, dengan melakukan manipulasi pada grup eksperimen berupa media pembelajaran (audio-visual dan virtual reality) dan materi pembelajaran persamaan akuntansi (tradisional dan nontradisional).
Desain eksperimen yang digunakan adalah desain faktorial 2×2 antarsubjek. Pemilihan desain tersebut didasarkan pada penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh utama dan pengaruh interaksi dari dua variabel independen (media pembelajaran dan materi pembelajaran) terhadap variabel dependen (hasil belajar individu).
Ada tiga kontribusi yang bisa didapat dari penelitian ini, yaitu teori, praktik dan kebijakan. Kontribusi pada penelitian adalah berhasil memperluas eksplanasi CLT sebagai teori dalam bidang pendidikan khususnya pada konteks inovasi penelitian instruksional di bidang pendidikan akuntansi.
“Sebagai kesimpulan maka penelitian ini mampu memberikan penjelasan bahwa penggunaan teknologi virtual reality mampu melengkapi proses pembelajaran tidak hanya secara kognitif tetapi juga secara konstruktif. Penelitian inipun memberikan kontribusi praktis khususnya pada pengembangan desain instruksional yang dapat digunakan pada pembelajaran akuntansi, dan desain instruksional yang efektif meliputi penggunaan media dan materi pembelajaran yang tepat,” terangnya.
Penulis: Agung Nugroho