• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis di Era Covid-19

Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis di Era Covid-19

  • 28 Maret 2022, 11:07 WIB
  • Oleh: Satria
  • 17040
Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis di Era Covid-19

Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret tiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Tema Tuberkulosis tahun 2022 adalah “Invest to End TB. Save Lives”  untuk mencapai komitmen mengakhiri TB. Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia, Raisa Raido UGM menyelenggarakan Bincang-bincang Santai pada Kamis, (24/3) mengingat hal ini penting dalam konteks pandemi Covid-19.

dr. Sumardi, SpPD, KP, Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Divisi Pulmonologi, FKKMK, Universitas Gadjah Mada, memaparkan berdasarkan data WHO 2016, 1/3 penduduk dunia sudah pernah terpapar kuman tuberkulosis (TB). Selain itu, Indonesia merupakan negara terbanyak kedua di dunia yang mengidap TB.

“Jadi, sebenarnya kuman TB ini sudah sangat friendly dengan manusia. TB diketahui sudah ada sejak dahulu. Hal tersebut diketahui dari hasil scanning mumi di Mesir yang menunjukkan adanya TB di tulang belakang. TB bisa tersebar dimanapun di seluruh tubuh, bukan hanya di paru-paru. Namun, memang 80% di paru karena paru-paru merupakan sumber utama masuknya TB,” papar Sumardi pada Kamis, (24/3).

Sumardi menyampaikan bahwa penting untuk mengetahui perbedaan Tuberkulosis (TB) dan virus Covid-19.

“Perbedaannya, kalau TB demamnya tidak hilang. Jadi, demam terus walaupun tidak terlalu tinggi (misalnya 38, 37,8, 38,2 derajat). Selain itu, demamnya tidak akan hilang kalau tidak diobati dengan obat TB. Gejala lain TB adalah nyeri dada dan berkeringat di malam hari. Sedangkan kalau omicron demamnya 2-3 hari sudah hilang, namun batuknya berkepanjangan karena ada inflamasi atau radang yang berkepanjangan di dalam saluran nafas,” tuturnya.

Pemeriksaan dini TB menurut Sumardi dapat dilakukan dengan pemeriksaan IGRA (Interferon-Gamma Release Assays).

“IGRA adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk membantu dalam diagnosis penyakit Tuberkulosis (TB). Kalau IGRA-nya positif artinya ada TB yang aktif di dalam tubuh. Jadi, ini baru direkomendasikan oleh WHO di akhir tahun 2021,” tutur Sumardi.

Selanjutnya Sumardi menjelaskan bahwa TB dapat dicegah dengan memberikan vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin).

“Sebenarnya pemerintah Indonesia dan negara-negara lain yang melakukan pencegahan TB dengan vaksinasi BCG. Itu sejak bayi sudah dilakukan, walupun tidak mencegah 100%. Vaksin BCG dapat mencegah TB yang berat (misalnya di otak dan jantung). Penularan TB juga melalui udara, jadi pencegahannya adalah bagaimana yang batuk itu memakai masker,” ujarnya.

Penulis: Desy

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait

  • Pemahaman tentang Pengelolaan Tuberkulosis Paru Perlu Ditingkatkan

    Tuesday,03 October 2017 - 8:03
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat

    Tuesday,21 March 2023 - 14:06
  • DOTS Efektif Tanggulangi Tuberkulosis di DIY

    Thursday,01 April 2010 - 17:32
  • Direktur Institute of Biology Leiden Memberi Kuliah Tamu di UGM

    Thursday,13 October 2016 - 12:40
  • Mengenal Terapi Konvalesen Sebagai Alternatif Pengobatan Covid-19

    Wednesday,01 July 2020 - 15:14

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual