Dosen Fakultas Geografi UGM, Dr. Rini Rachmawati S.Si., M.T., mengatakan pembangunan IKN perlu dilakukan dengan konsep smart dan terintegrasi dimana pembangunan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan kota sehingga dapat menjadi ibu kota yang layak huni. Menurutnya pembangunan IKN memberikan peluang tersendiri sebagai daya tarik Provinsi Kalimantan Timur.
“Berorientasi sebagai kota percontohan, IKN memang sudah seharusnya dibangun dengan konsep Green City, Forest City, Livable City, dan Smart City Sustainable City,” ujarnya saat menjadi pembicara Webinar Series GEO-PW Seri Pembangunan Wilayah IKN ke-1 bertema Masa Depan IKN: Kontribusi Bidang Geografi-Pembangunan Wilayah, Sabtu (19/3).
Oleh karena itu, berbagai kesiapan daerah sebagai ibu kota baik dalam aspek infrastruktur fisik, TIK, dan SDM sudah direncanakan dan dituangkan dalam program bersama dalam Masterplan Smart City Kawasan IKN. Masterplan Smart City IKN tersebut meliputi enam dimensi yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.
Webinar Series GEO-PW Seri Pembangunan Wilayah IKN ke-1 Masa Depan IKN: Kontribusi Bidang Geografi-Pembangunan Wilayah diselenggarakan Minat Studi Pembangunan Wilayah, Magister Geografi, Fakultas Geografi UGM. Webinar Geo-PW Series adalah sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan terkait dengan Geografi-Pembangunan Wilayah sehingga dapat memberikan alternatif rencana pengembangan masa depan IKN.
Webinar kali ini menampilkan kepakaran dosen-dosen dari Minat Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM. Para pembicara tersebut diantaranya Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si. dengan topik “Rencana Pengembangan Kawasan Strategis IKN”, Dr. Lutfi Muta’ali, S.Si., M.T yang mengupas “IKN dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Regional”, Dr Estuning Tyas Wulan Mei, S.Si., M.Si., M.Sc membahas “Perspektif Kebencanaan di IKN”, dan Prof. Dr. M. Baiquni, M.A yang mengulik persoalan “Prospek Pariwisata IKN”.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. Dalam sambutannya ia menyampaikan soal Ibu Kota Negara dilihat dari berbagai sudut pandang keahlian dan pendekatan baik Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 Agenda serta beberapa indikator kunci perubahan iklim.
Dr. Andri Kurniawan, S.Si., M.Si., memaparkan secara panjang lebar terkait kerangka pengembangan strategis Ibu Kota Negara (IKN) “Nusantara”. Ia menjeklaskan adanya IKN yang memberikan pengaruh terutama untuk Indonesia bagian Timu sehingga diperlukan berbagai upaya dalam pemindahan IKN melalui enam koridor baik dari sentra produksi hingga koridor sebagai pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional.
“Investasi, dukungan infrastruktur dan percepatan pertumbuhan ekonomi, serta regulasi menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan,”ucapnya .
Ia berharap IKN dapat mengakselerasi kerja sama regional antar daerah serta mampu memperkuat kawasan andalah sehingga IKN akan menjadi pusat pertumbuhan baru yang terintegrasi dengan Pusat Kegiatan Nasional.
Dr. Lutfi Muta’ali, S.Si., M.T menambahkan IKN dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Regional perlu adanya konstelasi koridor ekonomi Kalimantan yaitu IKN dengan karakter intraregion dan interregion Kalimantan. Disebutnya keterkaitan IKN memiliki hubungan linier dengan kemanfaatan.
Menurutnya, membangun keterkaitan menjadi kunci dalam pembangunan IKN. Adapun tujuh keterkaitan dalam pembangunan IKN yaitu Physical, Economic, Technological, Population Movement, Social, Service Delivery, dan Political.
“Konsep IKN Forest City dalam sistem Kota Kota Kalimantan perlu di back-up dengan hinterland di setiap koridor seperti Samarinda, Balikpapan, maupun daerah sekitar sehingga tercipta ruang interaksi ekonomi dalam membangun ruang keterkaitan,” jelasnya.
Sementara itu, Dr Estuning Tyas Wulan Mei, S.Si., M.Si., M.Sc memaparkan terkait pembangunan berwawasan risiko dan tahan bencana, pembangunan berkelanjutan dan pengurangan risiko bencana, serta perencanaan Ibukota yang Tangguh Bencana.
Ia menjelaskan upaya pengurangan risiko bencana dan perwujudan ibu kota yang tangguh dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti pencegahan, mitigasi (struktural dan non struktural), transfer risiko, dan kesiapsiagaan. Oleh karena itu, diperlukan inventarisasi sumber daya dalam mengurangi resiko bencana) membuka potensi ekonomi, dan pembangunan yang co-benefits.
Prof. Dr. M. Baiquni, M.A, selaku pembicara terakhir menyatakan persoalan terkait prospek pariwisata di IKN & Kalimantan Timur. Ia mengawali uraian dengan mengutarakan penjelasan pentingnya IKN yang tidak lepas dari pembangunan desa, kontribusi geografi dalam pembangunan wilayah terutama dalam pariwisata, serta pentingnya SDM.
Pada aspek pariwisata disebutnya pemindahan Ibu kota akan mendorong pengembangan wilayah dan destinasi pariwisata. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi, koordinasi, dan kolaborasi melalui perencanaan geografi baik dalam pendekatan makro maupun mikro wilayah.
Penulis : Agung Nugroho