![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2022/03/29032216485241621648836122-825x464.jpg)
Budi daya ikan gurami dinilai dapat menjadi alternatif budi daya dengan prospek yang baik. Pilihan pakan yang beragam, minat masyarakat yang tinggi terhadap gurami, dan tingginya harga jual menjadi faktor budi daya ini menguntungkan. Selain itu, budi daya gurami tergolong memerlukan modal yang tidak cukup banyak.
“Usaha gurami itu bisa mandiri mulai dari kecil tidak dari modal yang besar,” ujar Dr. Ir. Ignatius Hardaningsih, M.Si., Dosen Jurusan Perikanan UGM, dalam Bincang Desa Apps UGM pada Sabtu (26/3).
Ia mengungkapkan, bahwa satu kegiatan budi daya gurami dapat berkontribusi dalam mensejahterakan hingga 10 mata rantai usaha. Dalam setiap proses budi daya gurami dapat dijadikan unit usaha. Contohnya, dalam budi daya gurami pada proses pendederan. Proses pendederan gurami ada 3 tahapan dan masing masingnya dapat dijadikan unit usaha. Pada tahapan 1 I ikan gurami dapat dipanen dengan ukuran 4,5-6 cm. Pada proses budi daya gurami ini memerlukan pakan 2 kali sehari. Pada tahapan 2 ikan gurami dapat dipanen dengan ukuran 10 cm atau rentang waktu panen dari 45 hari hingga 105 hari. Kemudian pada tahapan 3 ikan gurami dapat dipanen dengan ukuran 18-20 cm atau rentang waktu panen dari 105-225 hari.
Hardiningsih menjelaskan, Kadar amonia, pilihan pakan, kebersihan, dan pemberian probiotik, vaksin dan vitamin merupakan faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam budi daya gurami.
Sunarto, S.E, praktisi dari Kampung Wisata Gurami Mina Mulya Kergan, mengungkapkan kemandirian finansial dan sosial kampung dimulai dengan budi daya gurami yang hanya menggunakan media terpal dan menjual benih gurami yang memiliki perputaran modal yang cepat.
“Yang awalnya kami beli seharga 450 rupiah dapat kami jual seharga 1.000 rupiah untuk 1 ekornya dan pakannya juga tergolong murah,” jelas Sunarto.
Sejak 2008 dimulai dari 12 anggota yang melakukan budi daya gurami. Sejak saat itu, warga kampung mulai timbul kemandirian benih gurami dan mulai mengembangkan bersama budi daya gurami. Ia juga menuturkan bahwa sumber pakan yang berupa daun sangat mudah ditemukan di sekitar. Setelahnya, pengembangan Kampung Wisata Gurami Mina Mulya Kergan terus berlanjut dengan memanfaatkan lahan kosong dengan media terpal.
Berkaca dari budi daya yang dilakukan oleh Kampung Wisata Gurami Mina Mulya Kergan, budi daya dapat menjadi alternatif budi daya yang dapat diterapkan oleh masyarakat untuk mewujudkan kemandirian finansial dan sosial.
Selengkapnya disini.
Penulis: Khansa