Universitas Gadjah Mada berduka karena salah satu putra terbaiknya, Prof. Dr. Ir. Kabul Basah Suryolelono, Dip.HE., DEA meninggal dunia. Guru Besar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada meninggal dunia pada hari Selasa (29/3).
Sebelum dimakamkan di Madiun Jawa Timur, jenazah almarhum Prof. Dr. Ir. Kabul Basah Suryolelono, Dip.HE., DEA mendapat penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Pelepasan dan penghormatan terakhir dipimpin Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc.
“Kita seluruh keluarga besar Universitas Gadjah Mada berduka karena rekan kita, guru kita, dan salah satu putra terbaik Universitas Gadjah Mada dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan YME. Atas nama keluarga besar Universitas Gadjah Mada kami menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga besar Prof. Kabul Basah Suryolelono,” ujarnya di Balairung UGM, Rabu (30/3).
Ia menyampaikan almarhum Prof. Kabul Basah Suryolelono adalah Guru Besar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, dan selama masa hidupnya mendalami bidang Geotechnics special soil reinforcement, Ground water flow, Dam (soil mechanics). Bidang geo-teknik merupakan bidang ilmu tersendiri dan menitikberatkan pada aplikasi teknik sipil dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan sifat mekanis tanah dan batuan.
“Almarhum Prof. Kabul Basah Suryolelono menyampaikan pidato pengukuhan guru besar pada tanggal 25 Februari 2003, pada saat itu disampaikan pidato berjudul Bencana Alam Tanah Longsor perspektif Ilmu Geoteknik,” ucapnya.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang tekun dalam mendalami bidang ilmunya. Hal ini dapat kita lihat dari deret panjang publikasi beliau dalam berbagai buku dan jurnal. Tidak hanya memberikan perhatian besar dalam bidang akademik, almarhum juga merupakan salah satu putra terbaik UGM yang senantiasa mau bekerja keras, memberikan energi dan waktunya untuk pengembangan universitas.
Tidak hentinya almarhum berkontribusi bagi UGM. Dalam keseharian, almarhum dikenal sebagai kolega yang ramah dan santun sehingga senantiasa memberikan kenyamanan bagi lingkungannya, dan sepeninggal beliau semoga di UGM bermunculan ilmuwan-ilmuwan yang cemerlang seperti almarhum.
“Almarhum sungguh merupakan salah satu tokoh UGM yang patut kita teladani. Keteladanan tersebut terbukti dengan adanya buku-buku koleksi nasional. Karena itu marilah kita hantarkan almarhum Prof. Kabul Basah Suryolelono ke peristirahatan terakhir dengan berdoa semoga Tuhan YME memberikan ampunan atas dosa-dosa, melipatgandakan amal ibadahnya, dan memberikan tempat yang damai dan paling mulia di sisi Tuhan, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto