Universitas Gadjah Mada tengah melaksanakan proses pemilihan rektor baru untuk periode 2022-2027. Saat ini terdapat enam bakal calon rektor yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Keenam calon rektor tersebut adalah Prof. Dr. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng., Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, Prof. Dr. Ir. Deendarlianto, S.T., M. Eng., Prof. dr. Ova Emilia, M. Med., Ed., Sp.OG (K)., Ph.D., Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LL.M., serta Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D. Untuk menuju ke tahapan selanjutnya dimana masing-masing menyampaikan presentasi program di hadapan anggota Senat Akademik dan Dewan Guru Besar, keenam calon rektor ini diminta menggali aspirasi dari kalangan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa.
Saat menggali aspirasi dari kalangan mahasiswa pada forum Sarasehan yang bertajuk “Nyawiji Menuju UGM-1,” Minggu (10/4) keenam balon rektor mendapat masukan dari Ketua Forum Komunikasi UKM, Bram Kusuma Setyahadi. Mahasiswa dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM ini menyampaikan aspirasi dari mahasiswa soal kejelasan fasilitas pembangunan kegiatan kemahasiswaan. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir ini mahasiswa tidak lagi memiliki fasilitas yang memadai dengan diruntuhkannya gedung gelanggang. Padahal, menurutnya fasilitas gelanggang mahasiswa menampung 49 unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan 26 komunitas yang bernaung. “Kita ingin adanya komitmen, kejelasan dan kepastian pembangunan melalui transparansi yang melibatkan mahasiswa. Lalu, mengakomodir kebutuhan mahasiswa dan fasilitas ramah difabel dalam pembangunan fasilitas kemahasiswaan, baik itu gelanggang mahasiswa,GOR mahasiswa dan kawasan kerohanian,”paparnya.
Selain fasilitas kegiatan kemahasiswaan, Bram juga menyoroti soal diperlukannya standarisasi dan monitoring Dosen Pembimbing Lapangan dalam program Kuliah Kerja Nyata. Sebab, dari hasil survei mahasiswa, sekitar 28,90 persen mahasiswa sulit berkoordinasi dengan DPL. Padahal, salah satu tugas DPL adalah menjembatani komunikasi antara mahasiswa dengan pemerintah daerah.
Rahmad Said, anggota pengurus Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UGM, mengatakan keenam calon rektor perlu mengembangkan kebijakan link and match untuk kegiatan dan program tridarma perguruan tinggi. Disamping itu, diperlukan adanya pemetaan yang jelas soal isu radikalisme di kampus. “Bukan masalah sekarang saja tapi juga yang terdahulu sehingga ada solusi yang bisa dirangkai dalam kebijakan yang dikeluarkan,”pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson