Prodi S2 Agama dan Lintas Budaya (CRCS) dan Prodi S3 Inter-religious Studies (IRS) Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Capaian Bidang Studi Theology, Divinity & Religious Studies UGM menempati peringkat 47 di dunia dan peringkat 1 nasional. Hal itu mengemuka dalam hasil pemeringkatan The Quacquarelli Symonds World University Ranking (QS WUR) by Subject dalam merilis pemeringkatan bidang studi dan universitas tahun 2022 pada Rabu 6 April 2022 lalu. Seperti diketahui, di bawah rumpun Art and Humanities, bidang studi Theology, Divinity & Religious Studies di UGM menempati peringkat 47 di dunia dan peringkat 1 nasional.
Dekan Sekolah Pascasarjana (SPs), Prof. Dr. Siti Malkhamah, mengatakan capaian ini merupakan capaian bersama, berkat kerja sama dengan berbagai fakultas dan pimpinan universitas serta kerja sama dengan berbagai mitra. “Kita tentu bersyukur ada dua prodi yang melakukan kegiatan pembelajaran bertaraf internasional mendapat pengakuan dari QS WUR,”kata Siti Malkhamah, Rabu (13/4).
Seperti diketahui, dua program studi agama (religious studies) di SPs UGM adalah prodi pada tingkat S2 Agama dan Lintas Budaya (ALB) atau sering disebut CRCS (Centre for Religious and Cross-cultural Studies). Sedangkan Prodi S3 Inter Religious Studies (IRS) diselenggarakan oleh Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS), sebuah konsorsium yang terdiri dari UGM, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Kristen Duta Wacana. “Komposisi mahasiswa di kedua prodi ini berasal dari berbagai macam latar belakang suku dan agama; dari dalam dan luar Indonesia; dengan pengajar yang berlatar belakang yang beragam pula,”katanya.
Siti Malkhamah menyebutkan, posisi peringkat 47 dunia pada pemeringkatan QS WUR, UGM mendapat total nilai 72.4. Pemeringkatan penilaiannya dilakukan berdasarkan capaian nilai dari beberapa indikator yang meliputi Sitasi H-Indeks dengan nilai 48,80, Sitasi per Paper 64.3, Reputasi Akademik 77,1), dan reputasi lulusan 70,8. Menurut Siti, dua kriteria pertama mengukur produktivitas publikasi para dosen di jurnal-jurnal terindeks. “Di bidang penelitian, sejumlah artikel/paper para dosen dan mahasiswa ICRS berhasil diterbitkan di jurnal-jurnal internasional bereputasi,”paparnya.
Selain itu, ada kolaborasi dengan peneliti dari lembaga kajian atau universitas dari berbagai negara merupakan nilai tambah. Sejumlah buku, artikel jurnal, dan laporan diterbitkan secara internasional. Ia mencontohkan Dr. Zainal Abidin Bagir bersama Prof. Robert W. Hefner (Boston University) menerbitkan Indonesian Pluralities: Islam, Citizenship, and Democracy yang diterbitkan oleh Notre Dame University Press, tahun 2021, dimana isi buku ini berasal dari penelitian selama tiga tahun sebelumnya yang melibatkan dosen dan peneliti UGM maupun dari Boston University.
Lalu, dari kriteria reputasi akademik di QS WUR merupakan pengukuran berdasarkan respons 130.000 akademisi di seluruh dunia yang menilai institusi-institusi yang mereka anggap sangat baik. Adapun perkuliahan yang diselenggarakan oleh CRCS dan ICRS diampu oleh dosen-dosen UGM maupun dosen luar UGM, dari dalam dan luar negeri. Di samping kelas reguler, ICRS menyediakan juga kelas-kelas khusus dalam bentuk workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang publikasi secara khusus publikasi artikel pada jurnal-jurnal internasional. “Hal ini merupakan salah satu fokus ICRS dalam upaya berkontribusi bagi perkembangan ilmu terkait agama pada level internasional,” tegasnya.
Sedangkan dari indikator penilaian terhadap reputasi lulusan dilakukan melalui survei yang diikuti penerima kerja di berbagai sektor baik itu di universitas, pemerintahan, parlemen, LSM, swasta dan juga lembaga lainnya. Beberapa lulusan ICRS dipercaya menduduki jabatan struktural di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.
Untuk mempertahankan capaian peringkat 47 dunia ini, kata Siti, pihaknya terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas dan reputasi lulusan dilakukan melalui kurikulum, proses pembelajaran dan suasana akademik yang baik, tracer studies, evaluasi dan continuous improvement. Selanjutnya, peningkatan reputasi secara internasional antara lain diwujudkan dengan kedua program studi di atas proses pembelajarannya menggunakan Bahasa Inggris, dengan mengundang dosen serta peneliti dari berbagai universitas di dalam dan negara lain. “Peningkatan ke arah akreditasi internasional saat ini terus diupayakan dengan bantuan dari pihak universitas. Saat ini 2 program studi, ialah S2 ALB dan S2 PSPSR mendapatkan sertifikasi dari AUN-QA. Program studi S2 Bioteknologi bersiap-siap untuk akreditasi internasional,”katanya.
Selain itu untuk meningkatkan reputasi akademik serta meningkatkan H-indeks serta sitasi per paper, juga dilakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terintegrasi dengan pendidikan serta melibatkan berbagai mitra di dalam dan luar negeri dengan dosen-dosen juga terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertaraf nasional dan internasional. “Kita harapkan semakin banyak publikasi internasional yang bereputasi, jaringan akademik secara internasional serta rekognisi secara internasional,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto