Rektor UGM kedepan diharapkan konsisten melaksanakan statuta UGM dan fokus pada tridarma perguruan tinggi. Rektor diharapkan memiliki integritas pada UGM dan memiliki jati diri dengan melaksanakan dan memegang nilai-nilai ke UGM-an, yaitu UGM sebagai perguruan tinggi nasional, perjuangan, Pancasilais, kerakyatan dan UGM sebagai pusat kebudayaan.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat M.Ec, Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, pada Sarasehan Nyawiji Menuju UGM-1 Kelompok Guru Besar UGM. Sarasehan digelar bertujuan untuk mengintegrasikan suara warga kampus khususnya para Guru Besar terkait aspirasi untuk bakal calon rektor UGM periode 2022-2027.
”Saya berharap rektor UGM nantinya tidak usah “nyambi”, fokus saja sebagai rektor, tidak usah mikir sana-sana, karena yang sana-sana biar dipikirkan para alumni,” ujarnya, Kamis (14/4).
Ia berharap rektor terpilih tidak terjebak pada persoalan administrasi dan birokrasi. Rektor secara internal juga diharapkan bisa menjalin harmonisasi dengan Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan Dewan Guru Besar.
“Untuk eksternal, rektor diharapkan bisa mendukung program pemerintah. Kalaupun terdapat perbedaan pendapat dengan pemerintah, maka harus bisa disampaikan dengan cara-cara legitimate, cara-cara yang akademis,” terangnya.
Hal senada disampaikan Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM. Ia menilai seiring membaiknya kualitas akademik ternyata para pengajar UGM terbebani persoalan birokrasi dan administrasi.
Hal penting lainnya, kata Pujo, UGM sudah saatnya merekrut dosen dengan kualifikasi bergelar doktor. Dengan kualifikasi tersebut diharapkan UGM bisa bekerja secara optimum.
Ibarat pesawat boeing maka UGM bisa bekerja dengan mesin yang penuh. Berbeda jika UGM masih harus menyekolahkan maka ibarat pesawat boeing harus bekerja dengan satu mesin sebab mesin lain sedang masuk bengkel.
“Jika pimpinan UGM nantinya berani mengatasi dua persoalan tersebut maka nalarnya akan semakin besar untuk membuktikan janji UGM pada bangsa Indonesia menjadi lembaga keilmuan yang menjulang tinggi dan berakar kuat,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto