Mardliyah Islamic Center UGM bekerja sama dengan Syantikara Youth Center mengadakan buka bersama dengan komunitas tunawicara dan tunarungu. Buka puasa yang berlangsung di Masjid Mardliyah Islamic Center UGM, Senin (25/4) diikuti 100 peserta dengan 40 diantaranya para penyandang tuna rungu dan tuna wicara.
“Ya jadi kemarin sore itu, alhamdullilah panitia Ramadan di Kampus Masjid Mardliyah Islamic Center UGM mengadakan buka bersama dengan bekerja sama Syantikara Youth Center, sebuah lembaga katolik yang berada di dekat Kampus UGM,” ujar Ahmad Munjid, di MIC UGM, Selasa (26/4).
Selaku panitia Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Mardliyah Islamic Center UGM, ia mengatakan hubungan persahabatan dengan Syantikara sudah berjalan cukup lama karena sewaktu launching Mardliyah Islamic Center UGM beberapa perwakilan dari Syantikara Youth Center datang turut menyaksikan.
Munjid menuturkan kegiatan buka bersama dengan para penyandang tunarungu dan tunawicara inisiatif datang dari Syantikara Youth Center. Disebutya selama bulan Ramadhan ini, Syantikara Youth Center memiliki kegiatan buka bersama keliling dan untuk kali ini bersama Mardliyah Islamic Center.
“Inisiatif dari Syantikara sebetulnya, mereka memiliki kegiatan semacam ini yaitu buka bersama secara keliling dari tempat yang satu ke tempat ke tempat yang lain selama bulan Ramadhan, dan mereka fundrising untuk beli makanan dan lain-lain,” tuturnya.
Munjid menjelaskan yang menarik dari kegiatan buka puasa bersama kali ini adalah hadirnya para penyandang tuna rungu dan tuna wicara ke Masjid Mardliyah Islamic Center UGM. Sebelum berbuka, mereka pun mengadakan sharing pengalaman.
Masing-masing mau berbagi cerita dan pengalaman di saat menghadapi pandemi covid-19. Untuk kelancaran kegiatan, pelaksanaan sharing dibantu Juru Bicara Isyarat (JBI) sehingga baik para penyandang tunarungu atau tunawicara dengan peserta yang lain bisa saling memahami.
Sedemikian menarik cerita bagaimana mereka semangat selama pandemi dengan berbagai macam usaha yang dilakukan diantaranya jualan kue-kue dan masker transparan. Dengan masker transparan yang dibuat mereka merasa terbantu karena mereka yang tidak bisa mendengar ketika orang berbicara masih bisa memperhatikan mulut.
“Tapi jika tidak tranparan mereka kesulitan, mereka tidak bisa menangkap apa yang dibicarakan, makanya pada akhirnya mereka jualan masker yang transparan sehingga membuat mereka sangat membantu,” jelasnya.
Setelah melihat kondisi Masjid Mardliyah Islamic Center UGM dan ruang-ruang kelas dan segala macamnya, kata Munjid, komunitas tunarungu dan tunawicara yang belum cakap membaca Al Quran berkeinginan mengadakan kelas baca dan tulis Al Quran setelah lebaran. Untuk rencana tersebut, Mardliyah Islamic Center UGM terbuka untuk memfasilitasi keinginan para penyandang tunarungu dan tunawicara.
Munjid menambahkan Mardliyah Islamic Center UGM selama Ramadan kali ini tidak mengadakan buka bersama secara khusus, melainkan membagikan takjil secara rutin. Bahkan setiap hari Mardliyah Islamic Center UGM membagikan 600 boks takjil melalui Asrama Mahasiswa dan Masjid Mardliyah Islamic Center.
“Takjil ini untuk masayarakat umum, mahasiswa, driver ojek online, yang intinya untuk siapa saja. Alhamdullilah kita punya pendonor untuk membiayai takjil ini,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho