UGM menerima World Intellectual Property Organization (WIPO) Intellectual Property Enterprize Medal pada peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Penghargaan diserahkan oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin kepada Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., Selasa (26/4) di Istana Wakil Presiden Jakarta.
“UGM menerima WIPO IP Enterprise Medal berkat keberhasilannya menghilirkan sejumlah inovasi peneliti UGM melalui UGM Science Techno Park,” kata Rektor.
Rektor menerangkan, tujuan dari penghargaan WIPO IP Enterprise Medal adalah untuk mendorong bisnis, termasuk perusahaan kecil dan menengah, serta institusi untuk memanfaatkan hak kekayaan intelektual dalam aktivitas bisnisnya.
Rektor menambahkan, UGM melalui Science Techno Park (UGMSTP) menghilirkan produk-produk yang berkontribusi dalam menggulirkan perekonomian masyarakat. UGM memfasilitasi perolehan hak kekayaan intelektual para dosen atas inovasi-inovasinya dan membantu penghiliran hasil inovasi yang prospektif secara ekonomi melalui UGMSTP.
“UGM bangga dan bersyukur menerima medali tersebut. Semoga penghargaan ini memacu semangat para peneliti dan inventor UGM untuk terus berkarya dan berinovasi demi percepatan kemajuan bangsa,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan oleh Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo, M.B.A. Penghargaan ini, terangnya, adalah wujud rekognisi publik terhadap komitmen kelembagaan serta kinerja UGMSTP dalam mengawal proses penghiliran hasil riset dan inovasi yang berimbas nyata bagi masyarakat.
Selain itu, hal ini juga menunjukkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam ekosistem kekayaan intelektual untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan penghiliran kekayaan intelektual.
“UGM dinilai telah memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan kekayaan intelektual melalui penghiliran hasil inovasi dan pemanfaatan lisensi. Perolehan penghargaan dari WIPO ini menambah spirit untuk meningkatkan kolaborasi antara akademia dan industri dalam berinovasi,” ungkapnya.
Di UGM sendiri, UGM Science Technopark berperan sebagai pengelola Technology Transfer Office bersinergi dengan Direktorat Penelitian sebagai pengelola Sentra Kekayaan Intelektual (KI) UGM untuk mengawal perlindungan kekayaan intelektual atas hasil penelitian dan menghilirkan hasil inovasi diantaranya melalui pemanfaatan lisensi.
UGM STP telah melaksanakan agenda penghiliran hasil inovasi yang sejalan dengan fokus prioritas nasional antara lain Kesehatan, Pertanian Terpadu, Energi Baru dan Terbarukan, Manufaktur, Rekayasa, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (MRTIK), dan Heritage, Art, and Culture Sustainability Management.
Hingga saat ini tercatat sebanyak 25 paten telah berhasil dihilirkan UGM bekerja sama dengan mitra industri. Selain itu, 185 startup telah terbentuk dan 33 startup telah berhasil melakukan spin off.
“Penghiliran hasil inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas modal insani dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa,” imbuh Hargo.
Penghiliran KI dari UGM selama ini ditopang terutama dari hasil riset dan inovasi Alat Kesehatan dan Teknologi Kesehatan, Agro, serta Digital.
Pada bidang alat Kesehatan UGM Science Technopark berhasil menghilirkan INA-SHUNT, alat terapi hydrocephalus; OST-D, Vitamin D Larut Air; GeNose C19, alat screening covid-19, GAMA Cha, NPC Strip G kit deteksi kanker nasofaring, serta Ceraspon alat kesehatan berupa spon untuk pasca bedah. Inovasi berpaten yang berhasil dihilirkan di bidang Manufaktur, Energi dan TIK antara lain alat deteksi dini bencana longsor; dan perangkat kendali sistem radiografi digital.
Sejumlah inovasi agrokompleks dan pangan sehat juga berhasil dihilirkan seperti Kasabi yaitu Keripik Ubi Sehat Antioksidan dan Nutri-Enteral berbahan utama ikan gabus dan protein lokal. Digital produk yang berhasil dihilirkan berupa mesin batik tulis berteknologi.
Terakhir, UGMSTP mendukung program prioritas pemerintah dalam pemberantasan stunting dengan menghilirkan susu fermentasi sinbiotik berfortifikasi zat besi dan zink serta Kit Deteksi Stunting. Selain penghiliran inovasi dan riset yang berpartner dengan industri, UGMSTP juga membentuk startup di antaranya adalah Bantu Ternak, Itallenta, Kalikesia, Wujudkan yang mengandalkan teknologi digital pada produk dan layanan yang ditawarkan.
Penulis: Gloria