Dalam rangka melihat dari dekat kegiatan akademik dan mengulang kembali berbagai program kerja sama, Acting Assistant Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Bidang Exchange Programme, Maura M. Pally, mengadakan kunjungan ke UGM. Kunjungan diterima oleh Rektor UGM, Prof. Ir Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., di ruang kerjanya, Jumat (23/4), didampingi Sekretaris Eksekutif, Drs. Djoko Moerdiyanto, M.A., dan Kepala Kantor Urusan Internasional UGM, Dr. Rahmat Sriwijaya.
Dalam kesempatan ini, kedua belah pihak membahas berbagai kemungkinan program kerja sama baru melalui berbagai skema, baik yang berasal dari Fulbright maupun program-program yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri AS. Pada kenyataannya, selama ini berbagai kerja sama yang berjalan telah menarik minat masyarakat luas, terlebih untuk masyarakat Yogyakarta dan UGM pada khususnya. “Banyak sekali program penawaran pertukaran pelajar dan mahasiswa, termasuk Youth Exchange and Study (YES) dan Future Leaders Exchange (FLEX). YES sendiri merupakan pengiriman pelajar Indonesia untuk belajar di Amerika,” ujar Djoko Moerdiyanto dalam keterangannya.
Dari kunjungan ini, UGM berharap dapat memberikan dampak pada jumlah pelajar/mahasiswa AS yang akan mengambil studi di UGM. Bagaimanapun, kebijakan travel warning yang pernah dikeluarkan Pemerintah AS beberapa waktu lalu menjadikan jumlah pelajar/mahasiswa AS yang belajar ke Indonesia tidak sebanding dengan pelajar/mahasiswa Indonesia yang dikirim ke AS. “Meski kebijakan travel warning telah dicabut, namun image orang tua siswa di AS masih merasa takut menyekolahkan anaknya ke Indonesia. Image negatif telah menyudutkan Indonesia dan tidak banyak yang berminat menyekolahkan ke sini,” tambah Djoko.
Data memperlihatkan setiap tahun 100 pelajar Indonesia melanjutkan studi ke Amerika. Jumlah ini tidak sebanding dengan pelajar/mahasiswa AS yang studi ke Indonesia, yang hanya berkisar 4 hingga 5 orang. Oleh karena itu, perlu upaya untuk menyeimbangkan jumlah tersebut. UGM berharap agar Pemerintah AS berupaya menyosialisasikan kondisi aman di Indonesia. “Pada tahun 2009 lalu, sekitar 30 rektor PT di AS yang berkunjung ke Indonesia. Separuh dari jumlah tersebut mengunjungi UGM. Kita berharap dari kunjungan tersebut agar para rektor bisa meyakinkan universitas-universitas di sana bahwa Indonesia aman dan bagus,” ucapnya.
Djoko mengatakan dalam waktu dekat Pemerintah Indonesia akan menjalin kerja sama dengan Michigan dan beberapa kota di AS untuk pengiriman mahasiswa/pelajar AS yang akan belajar di Indonesia, termasuk UGM. Dari kerja sama ini, mereka yang mengikuti program diharapkan dapat bercerita tentang kondisi Indonesia terkini. “Seratus pelajar yang dikirim belum lama ini diharapkan seperti itu, bercerita tentang kondisi Indonesia di sekolah-sekolah SMA di sana, baik di Virginia, Washington DC, Oklahoma, dan sebagainya,” imbuhnya.
Setelah beramah tamah dengan Rektor, Maura M. Pally bersama rombongan melakukan kunjungan ke American Corner (AC) UGM dan diterima Kepala Perpustakaan UGM, Drs. Ida Fajar Priyanto, M.A. Di tempat ini, rombongan menyaksikan berbagai koleksi buku, fasilitas perpustakaan, dan sarana teknologi informasi. Mereka merasa kagum akan peran AC UGM sebagai payung academic exchanges ke Amerika sehingga untuk mengurus proses pertukaran pelajar/mahasiswa ke negara tersebut tidak perlu lagi ke Jakarta, cukup di Kantor Urusan Internasional atau American Corner UGM.
“Di AC UGM, segala sumber informasi tersedia, terutama tentang beasiswa dan berbagai peluang kesempatan untuk warga Indonesia yang akan belajar di AS. Jika nanti Obama jadi berkunjung, tentu menjadi titik balik yang sangat luar biasa terhadap jumlah mahasiswa pelajar AS yang akan studi di UGM,” pungkas Djoko. Turut serta dalam rombongan ini, staf Kedubes AS, Anne Grimes dan Ms. Dana C. Rosenberg. (Humas UGM/ Agung)