Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan kuliah online bertemakan “Gangguan Jiwa Umum : Gangguan Mood” pada Jumat, (27/5).
Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog memaparkan bahwa Common mental disorders (CMD) atau gangguan mental umum adalah gangguan yang memilki prevalensi tinggi di dalam populasi. Gangguan mental ini menjangkiti suasana hati atau perasaan seseorang, memiliki gejala yang sedang hingga parah, dapat berlangsung mulai dari bulanan hingga tahunan.
“Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gangguan mental umum dan bagaimana kaitan gangguan suasana hati dalam CMD,” paparnya.
Nurul menyampaikan bahwa beberapa pihak menggolongkan gangguan mental tertentu sebagai gangguan mental umum. World Health Organization (WHO) menganggap gangguan depresi dan kecemasan sebagai gangguan mental umum.
Gangguan depresi menurut Nurul mencakup gangguan regulasi suasana hati, gangguan depresi major, gangguan depresi persisten (dysthymia), dan gangguan lainnya yang berhubungan dengan depresi. Sedangkan karakteristik utama dari gangguan jiwa depresi adalah adanya kesedihan,kekosongan, atau suasana mudah marah atau terganggu, disertai dengan perubahan somatis (lelah, letih, rasa sakit dan nyeri fisik) dan kognitif yang berdampak signifikan pada kapasitas fungsi individu.
“Depresi memiliki dampak yang signifikan pada individu. Individu yang mengalami depresi dapat merasa membutuhkan upaya yang besar untuk bekerja, mengasuh anak terasa seperti beban, dan bunuh diri terlibat sebagai pilihan solusi permasalahan yang dihadapi. Selain itu, depresi juga berhubungan dengan masalah kesehatan fisik, dan dapat juga berdampal pada generasi selanjutnya,” ujar Nurul.
Wirdatul Anisa, M.Psi., Psikolog menambahkan bahwa depresi disebabkan oleh banyak faktor. Pertama, faktor genetik. Gangguan depresi secara moderat ditentukan oleh faktor genetis. Kedua, faktor neurotransmitter. Beberapa neurotransmitter yang berperan dalam gangguan suasana hati diantaranya norepinephrine, dopamine, dan serotonin. Gangguan suasana hati tidak hanya secara sederhana disebabkan oleh kurang atau lebihnya neurotransmitter tersebut. Studi yang dilakukan oleh Kring & Johnson (2017) juga menunjukkan gangguan suasana hati berhubungan pula dengan perubahan pada reseptor dalam merespon neurotransmitter. Faktor ketiga adalah faktor sosial diantaranya kesulitan masa kanak-kanak, kejadian hidup negatif, kurangnya dukungan sosial, dan kritik keluarga. Keempat adalah faktor psikologis yang berperan dalam gangguan depresi diantaranya trait kepribadian neuroticism dan kepercayaan serta pikiran negatif.
“Berdasarkan panduan intervensi psikologis berbasis bukti yang dikembangkan oleh The Australian Psychological Society (2018), pada orang dewasa, penanganan depresi dengan bukti penelitian yang paling kuat adalah melalui pendekatan Cognitive-Behavioral Therapy (CBT), terapi interpersonal, terapi kognitif berbabasis mindfulness, dan psikoedukasi,” papar Wirda.
Selengkapnya mengenai kuliah online “Gangguan Jiwa Umum: Gangguan Mood” dapat diakses disini.
Penulis: Desy