Kehadiran Presiden Joko Widodo pada ajang Formula E Jakarta salah satunya untuk menunjukkan komitmen yang konsisten dalam mewujudkan transisi energi guna memberikan kontribusi pencapaian zero emission. Ajang Formula E yang digelar di Jakarta pada 4 Juni 2022 disebut sebagai greensportaiment pertama di Indonesia.
Konsep zero emission yang diusung dalam ajang tersebut terwujud dari penggunaan kendaraan ramah lingkungan, peniadaan plastik sekali pakai, dan pembangunan sirkuit yang mengedepankan aspek lingkungan.
Menurut Dr. Fahmy Radhi, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Formula-E yang mengusung konsep sustainable merupakan salah satu kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Ajang ini, dinilainya, sangat baik untuk membuktikan bahwa kendaraan listrik ramah lingkungan bisa digunakan di arena balap, serta membuktikan bahwa energi listrik yang digunakan di kendaraan bermotor juga aman.
“Kampanye ini sangat penting untuk mendorong migrasi dari kendaraan fosil ke kendaraan listrik,” katanya, di Kampus UGM, Senin (7/6).
Kenapa penting, dalam pandangan Fahmy, sektor trasportasi fosil menyumbang sebesar 24,64 persen emisi. Angka tersebut merupakan terbesar kedua setelah industri produsen energi sebesar 43,83 persen. Disusul manufaktur dan konstruksi sebesar 21,64 persen, dan sektor lainnya sebesar 4,13 persen.
“Karenanya pemerintah sangat serius dalam membangun industri mobil listrik di Indonesia,” ucapnya.
Keseriusan ini, terlihat dari ketegasan Presiden Joko Widodo yang melarang ekspor nikel, yang harus dihilirisasi salah satunya untuk menjadi bahan baku pabrik baterai. Kemudian membangun pabrik baterai di Indonesia, hingga melakukan perbincangan serius dengan Elon Musk yang sudah berpengalaman dalam industri mobil listrik.
Bahkan keseriusan pemerintah ini dibuktikan dengan mengundang investor yang sudah berpengalaman. Meskipun sudah memiliki pabrik baterai, Indonesia tetap masih membutuhkan teknologi, dan harus belajar banyak negara yang telah berpengalaman seperti Amerika, Korea, dan Jepang.
Dalam konteks pembangunan keterkaitan industri kendaraan listrik itulah, sudah pas bila kampanye penggunaan kendaraan listrik melalui penyelenggaraan ajang Forumul-E di Jakarta. Bagaimanapun ajang Formula-E memberikan kontribusi sangat signifikan. Sayangnya, tidak semua komponen bangsa mendukung penyelengaraan event international itu.
“BUMN, utamanya Pertamina dan PLN, seharusnya mendukung penuh penyelenggaraan Formula-E. Tidak hanya untuk menyesukseskan penyelenggaraan ajang Formula=E, tetapi juga untuk mendukung komitmen Joko Widodo dalam pembangunan keterkaitan industry kendaraan listrik untuk mewujudkan zero emission,” terangnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Suara.com