Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM memberikan pelatihan dan pendampingan teknik pemgeringan empon-empon dan tanaman herbal bagi warga Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kegiatan tersebut merupakan bentuk pengabdian masyarakat guna mendukung pengembangan ekonomi hijau.
Pelatihan yang berlangsung pada Rabu (1/6) lalu merupakan inisiasi pemerintah desa Margoyoso, sebagai bagian dari Program Iklim (ProKilm) Utama 2020 menuju ProKlim Lestari 2023. Dr. Hanim Zuhrotul Amanah dan Dr. Devi Yuni Susanti dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM mendampingi dan memberikan materi kepada Kelompok Wanita Tani Desa Margoyoso.
Hanim menyampaikan keterlibatan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang telah diapresiasi oleh pemerintah. Dari total desa yang ada di Kabupaten Magelang, Desa Margoyoso telah mendapat penghargaan ProKlim Utama pada tahun 2020 dan didorong menuju ProKlim Lestari pada tahun 2023. Upaya adaptasi dan mitigasi yang telah diterapkan masyarakat Margoyoso diharapkan mampu meminimalisir timbulnya berbagai dampak perubahan iklim.
Salah satu dampak perubahan iklim yang dirasakan saat ini adalah peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi seperti erosi dan longsor. Pengendalian bencana tersebut bisa dilakukan dengan adaptasi pertanian yang menerapkan pengaturan strata tajuk tanaman atau agroforestri. Di Margoyoso, tanaman empon-empon dan herbal menjadi bagian dari agroforestri.
“Untuk meningkatkan nilai tambah produk agroforestri, maka empon-empon atau hasil pertanian lainnya diolah menjadi produk turunan,”terangnya.
Ia menjelaskan bahwa tanaman herbal atau empon-empon memiliki fungsi kesehatan (functional food) sehingga tahap terpenting yang perlu menjadi perhatian adalah pengeringan. Pemilihan metode yang tepat untuk mempertahankan kandungan-kandungan utama yang tetap bekerja sebagai produk kesehatan. Oleh karena itu, diharapkan pelatihan dan pendampingan pengeringan tanaman herbal dapat membantu warga dalam upaya meningkatkan nilai tambah agroforestri.
Penulis: Ika