Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, Jumat (17/6). UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang dikunjungi dalam rangkaian kunjungan kenegaraan yang ia lakukan sebagai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Jerman.
Dalam kunjungan ini ia menyaksikan pameran produk penelitian serta mengikuti diskusi bertajuk “Food Security, Global Challenges, and Dependencies” di Balai Senat UGM.
“Saya bukanlah seorang ahli, tetapi saya sangat tertarik dengan isu ini. Saya banyak bepergian, dan di negara-negara yang saya kunjungi saya melihat bagaimana kita berhadapan dengan krisis pangan,” ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa Jerman merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). Meski demikian, hal ini menurutnya bukan sesuatu yang perlu dibanggakan karena merupakan dukungan yang memang selayaknya diberikan oleh masyarakat internasional.
Pemerintah Jerman, menurutnya, memiliki kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan.
“Kita harus menganalisa apa akar dari permasalahan ini. Dan kami ingin mengetahui, dukungan seperti apa yang diharapkan dari kami,” ungkap Presiden.
Hadir sebagai panelis dalam diskusi ini Prof. Damayanti Buchori selaku Lead Co-Chair T20 Task Force 4 Food Security and sustainable agriculture; Felippa Amanta, selaku Head of Research, Center for Indonesian Policy Studies; dan Christa Räder, selaku perwakilan WFP.
Panelis lainnya adalah Dr. Yose Rizal Damuri selaku Executive Director CSIS sekaligus Executive Co-Chair T20; Linda Yanti Sulistiawati, S.H., M.Sc., Ph.D., selaku ahli hukum internasional dari UGM; serta Maria Angela Putri, mewakili Mahasiswa UGM.
“Sejak sebelumnya kita telah menghadapi persoalan terkait pangan global, namun hal ini semakin diperparah dengan agresi Rusia di Ukraina serta masalah iklim,” ucap Dr. Anna Lührmann, Menteri Negara bidang Eropa dan Iklim yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi ini.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. menyambut kedatangan Presiden Jerman ke Universitas Gadjah Mada. Selain jajaran pimpinan UGM, diskusi ini juga diikuti oleh sejumlah mahasiswa UGM serta alumni perguruan tinggi Jerman yang saat ini mengabdi di UGM sebagai dosen di berbagai fakultas.
“Atas nama masyarakat Universitas Gadjah Mada saya menyambut kedatangan Presiden Frank-Walter Steinmeier. Kami merasa sangat terhormat mendapatkan kunjungan dari Bapak Presiden,” ucap Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. dalam sambutannya.
Ia mengungkapkan bahwa Jerman dan Indonesia merupakan dua sahabat baik, dan Jerman telah menjadi tempat pelatihan bagi banyak akademisi Indonesia, termasuk bagi banyak pengajar di UGM.
“Presiden ketiga Indonesia, Presiden Habibie, juga merupakan lulusan Jerman. Sementara itu UGM menjadi tempat belajar dari Presiden Indonesia saat ini, Presiden Joko Widodo. Ada kesamaan ini yang membuat ikatan kita lebih kuat,” imbuhnya.
Ia menyampaikan, interaksi Indonesia dan Jerman sangat penting dalam konteks geopolitik dan teknologi. Sementara itu, di bidang pendidikan, UGM menjadi salah satu perguruan tinggi Indonesia yang telah memiliki hubungan kerja sama yang intensif dengan institusi pendidikan di Jerman. Kerja sama ini salah satunya terwujud dalam kegiatan pameran hasil kerjasama antara UGM dengan RWTH Aachen dan DAAD yang telah berlangsung lama.
Ia berharap, kerja sama ini semakin diperkuat dengan mengintensifkan kolaborasi yang sudah ada dan mengembangkan kerja sama di bidang lain yang strategis.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto