Ekonomi digital merupakan satu isu yang menjadi perhatian dalam perhelatan KTT G20 yang akan diselenggarakan pada 15-16 November 2022 mendatang. Hal tersebut tercermin dengan diadakannya Digital Economy Working Group (DEWG) dalam rangkaian acara KTT G20.
Sebagai upaya mendukung pemerintah Indonesia, Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada menghelat acara bertajuk Digital Experts Talk #11: Boosting Digital Economy in the Data-Driven Age. Acara ini mengundang Dr. I Nyoman Adhiarna (Ketua Panitia DEWG), Treviliana Eka Putri (Peneliti CfDS), May-Ann Lim (Direktur Asia Cloud Computing Association), dan dimoderatori oleh Peter Lovelock (Access Partnership).
Digitalisasi telah terbukti menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Kendati demikian, tantangan terkait perlindungan data juga kian meningkat. Oleh karena itu, untuk mencapai keseimbangan dalam regulasi perlindungan data sekaligus memaksimalkan peluang ekonomi dan perdagangan, kerja sama antar berbagai pemangku kepentingan menjadi hal krusial.
I Nyoman Adhiarna selaku Ketua Panitia DEWG dalam kesempatan ini menyatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor ekonomi digital. Hal ini bertolak dari tingginya jumlah penetrasi internet di Indonesia.
Karenanya diskusi ini juga membahas terkait pentingnya pengelolaan data dalam akselerasi ekonomi digital. Nyoman menyampaikan aliran data pribadi lintas negara merupakan satu isu yang menjadi tantangan bagi pemerintah.
“Ketika berbicara mengenai data kita tidak bisa menggunakan pendekatan yang ekstrem. Kita harus mampu menemukan keseimbangan yang optimal antara pembangunan ekonomi dalam negeri, kepentingan kebijakan publik, dan mengintegrasikannya dengan ekosistem digital global,” ucapnya, di Kampus Fisipol, Jumat (10/6).
Selaku peneliti, Treviliana Eka Putri menyambut baik komitmen pemerintah. Ia menyampaikan bahwa CfDS berupaya untuk terus terlibat dalam peningkatan ekonomi digital, khususnya dalam advokasi gerakan literasi digital bagi aktor utama di ekonomi digital seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) maupun masyarakat umum sebagai konsumen mengingat sektor ini memegang peran besar dalam ekonomi digital Indonesia.
Meski begitu, katanya, masih terdapat tantangan dalam pengembangan ekonomi digital UMKM. Alih-alih menempatkan angka sebagai tujuan utama, lebih dari itu diperlukan perhatian pada bagaimana dapat memberikan pembangunan kapasitas di sektor UMKM.
“Saya telah melihat beberapa inisiatif, baik dari pemerintah maupun akademisi. Hanya saja, beberapa inisiatif belum diketahui oleh banyak orang. Salah satu pekerjaan rumah kita adalah mengarusutamakan berbagai inisiatif tersebut,” ujarnya.
Penulis : Agung Nugroho