• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar Pertanian : Krisis Pangan Sudah Terasa

Pakar Pertanian : Krisis Pangan Sudah Terasa

  • 22 Juni 2022, 15:02 WIB
  • Oleh: Agung
  • 753
  • PDF Version
Pakar Pertanian : Krisis Pangan Sudah Terasa

Krisis pangan 2022 yang melanda banyak negara dunia sudah ada di depan mata. Bahkan, beberapa negara ternyata sudah mulai merasakan dampaknya.

Boleh saja orang mengabaikan soal krisis pangan ini karena masih bisa makan, tetapi krisis pangan sesungguhnya sudah sangat terasa. Hal tersebut dapat dilihat dengan naiknya harga bahan pangan saat ini.

Pengamat pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., menyatakan tanda-tanda krisis pangan itu sudah ada ditandai dengan iklim yang tidak menentu, hujan ekstrem, bencana alam dan lain-lain. Akibatnya petani gagal panen karena kebanjiran atau kekeringan dan gagal panen karena ledakan hama dan penyakit.

“Itu sebenarnya tanda-tanda krisis pangan akan terjadi. Jumlah penduduk terus naik, sementara kenaikan jumlah pangan tidak seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk," katanya, di Fakultas Pertanian UGM, Rabu (22/6).

Bahkan, katanya, FAO sebagai badan pangan dunia memperkirakan di tahun 2050 penduduk dunia tembus 10 miliar. Jumlah penduduk yang sedemikian besar tersebut tentunya memerlukan pangan yang sangat luar biasa jumlahnya.

Agar tidak terjadi kelaparan maka harus ada peningkatan produksi pangan dunia. Produksi pangan tersebut idealnya untuk saat ini harus berkisar 70 persen, jika sebagian negara masih sekitar 10 persen maka bukan persoalan mudah untuk mengejarnya.

“Memang antar negara yang satu dengan negara yang lain beda-beda. Bisa-bisa di tahun-tahun itu akan banyak tragedi kelaparan juga. Untuk negara-negara seperti Cina, Israel, Amerika, Uni Eropa sejak sekarang sudah mempersiapkan," katanya.

Ia menjelaskan untuk menghadapi krisis pangan yang mungkin terjadi ini ada beberapa upaya yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat. Diantaranya bagaimana upaya menghadapi perubahan iklim, pengembangan varietas yang adaptif, persoalan pupuk, persoalan perilaku tidak boros dan persoalan regenerasi petani.

Perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadi kendala tersendiri dalam pertanian. Pemanasan global yang menjadikan suhu lebih panas dan CO2 lebih tinggi menjadi sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian.

Menurut Jaka tidak hanya menurunkan hasil produksi, kondisi ini bisa berdampak pada gagal produksi. Persoalan yang dihadapi diantaranya persoalan air, dan jika masyarakat saat ini mengandalkan air tanah sebagai sumber pengairan maka dikhawatirkan 10 tahun kedepan sumber-sumber air habis dan akan memunculkan kekeringan permanen di sejumlah daerah.

“Karenanya apa yang dilakukan PUPR dalam membangun sejumlah embung sudah benar meski terkadang belum pas karena dilakukan dengan tidak memperhatikan posisi strategis embung sebagai daerah tampungan air," ucapnya.

Hal lain yang harus diselesaikan adalah terkait persoalan pengembangan varietas-varietas tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim. Sebagai contoh yang sudah dilakukan adalah pengembangan varietas Gama Gora yang didesain varietasnya kurang lebih sama dengan varietas yang ada saat ini tetapi dengan kebutuhan air yang jauh lebih sedikit.

“Varietas-varietas yang ada saat ini untuk produktivitas 1 kg beras masih memerlukan sekitar 2.500 liter air, kita berharap hal itu bisa diturunkan di bawah 100 atau 50 liter untuk per kilo beras. Jadi harapannya kesana mampu mengembangkan varietas-varietas adaptif terhadap perubahan iklim," ungkapnya.

Persoalan lain yang ia sampaikan dan harus mendapat perhatian adalah menyangkut pupuk. Harga pupuk saat ini sangat mahal dan diperkirakan akan terus naik seiring langkanya sumber daya alam pembuat pupuk, seperti gas alam dan lain-lain.

Oleh karena itu, perlu kiranya mengembangkan budi daya teknik pertanian yang bisa menghemat pupuk. Apalagi bisa membuat pupuk secara mandiri dan bisa menggantikan pupuk pabrikan dengan mendasarkan pada pengembangan biologi tanah dan biologi tanaman.

“Seperti teknologi teknologi yang didistribusikan dari Aceh hingga ke Riau, dimana orang bisa membuat pupuk nitrogen sendiri dengan sangat murah dan bisa menggantikan 50 persen dari pupuk yang harus digunakan. Sayangnya petani Indonesia secara umum belum memperhatian hal-hal seperti itu," ungkapnya.

Dalam aspek sosial, Jaka berpendapat sudah saatnya gencar melakukan edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi. Upayanya bagaimana menjadikan hasil-hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan. Bagaimana menjadikan pertanian sebagai pekerjaan yang menarik dengan mengembangkan aplikasi-aplikasi, model otomatisasi dengan dikontrol melalui handphone.

“Intinya dengan internet of thinks, mudah-mudahan menarik anak-anak muda menjadi petani milenial tapi dengan penghasilan yang cukup. Karena dengan praktek yang kita lakukan, di lahan sekitar 400 meter dengan sistem pertanian hidroponik cukup menjanjikan asal ada kemauan," terangnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Berkeluarga

Berita Terkait

  • Fakultas Agrokompleks UGM Canangkan Gerakan Kedaulatan Pangan

    Wednesday,16 October 2013 - 15:20
  • ‘Krisis Pangan’, akibat Program Revitalisasi Pertanian Tidak Jalan

    Thursday,31 January 2008 - 13:18
  • Kampanyekan Pertanian Melalui Agroexpo

    Tuesday,30 April 2013 - 9:35
  • UGM Ditantang Kembangkan Penelitian di Bidang Pangan, Air dan Energi

    Tuesday,10 June 2008 - 15:56
  • Komisi IV DPR Jajak Pendapat RUU Pangan

    Friday,03 February 2012 - 7:37

Rilis Berita

  • FKH UGM Gelar Suntik Vaksin PMK di Lingkungan Kampus 29 June 2022
    Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada menggelar vaksinasi untuk penanggulangan
    Gusti
  • Sebanyak 166 Calon Tenaga Kependidikan Tetap UGM Terima SK Hasil Seleksi 29 June 2022
    Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Seleksi Tenaga Kependidik
    Gloria
  • Dua Peneliti UGM Terpilih Dalam Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia 29 June 2022
    Dua peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih dalam program Scinces Leadership Collabo
    Ika
  • Mendiskusikan Borobudur Sebagai Kawasan Wisata Super Prioritas 28 June 2022
    Borobudur berbeda dengan destinasi-destinasi wisata yang lain, semisal Dieng, Sangiran dan lain-l
    Agung
  • Epilepsi dan Penanganannya 28 June 2022
    Epilepsi atau banyak dikenal sebagai ayan adalah gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak.
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual