• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • SBKRI Masih Diterapkan di Daerah

SBKRI Masih Diterapkan di Daerah

  • 30 April 2010, 16:33 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3938

Yogya (KU) – Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) merupakan kartu identitas yang menyatakan bahwa pemiliknya adalah warga negara Republik Indonesia. Surat bukti kewarganegaraan ini hanya diberikan kepada warga negara Indonesia keturunan, salah satunya keturunan Tionghoa. Meskipun sejak reformasi telah dihapus, dalam praktiknya SBKRI masih diterapkan di berbagai daerah.

Hal itu terungkap dalam Seminar Sejarah “Etnis Tionghoa dalam Sejarah Indonesia” yang digelar di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Jumat (30/4). Sejarah peraturan kebijakan kewarganegaraan yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial hingga masa kemerdekaan bagi warga keturunan minoritas Tionghoa menjadi bahan diskusi utama.

Mahasiswa S-2 Sejarah UGM, Faizatush Sholikhah, menuturkan berbagai kebijakan tentang kewarganegaraan yang ditetapkan di Indonesia pada dasarnya merupakan pengulangan peraturan kolonial oleh peguasa yang berbeda, tetapi memiliki persamaan substansi. “Masa kolonial diterapkan passenstelsel untuk membedakan warga negara. Kemudian yang diterapkan kembali kebijakan kewarganegaraan Indonesa dengan kewajiban kepemilikan surat bukti kewarganegaraan seperti STKI uang meskipun dicabut pelaksanaannya. Namun, kembali dimunculkan dengan adanya Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia,” kata Sholikhah yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut.

Menurut Sholikhah, kebijakan kewarganegaraan juga turut mengambil bagian dalam membentuk adanya kaum minoritas. Minoritas tidak hanya terbangun dari perbedaan bahasa, agama, ataupun etnik karena juga sebagai bagian pembentuk identitas kebangsaan.

Sementara itu, Didi Kwartanada, Ketua Yayasan Nation Building (Nabil) menuturkan golongan Tionghoa dari masa kolonial hingga kini lebih diposisikan sebagai minoritas perantara yang berkedudukan ekonomi cukup mapan, tetapi secara politis masih lemah. Menurutnya, kedudukan sebagai perantara ini memang diinginkan penguasa sebagai pihak yang disalahkan saat terjadi kerusuhan menentang penguasa atau saat terjadi kevakuman pemerintahan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Mini Lockdown Tidak Efektif di Daerah dengan Tingkat Penyebaran Covid-19 Tinggi

    Thursday,01 October 2020 - 15:21
  • UGM Terima Kunjungan Pimpinan Universitas Brawijaya

    Friday,15 January 2010 - 8:13
  • Pompa Surya untuk Daerah Sulit Air

    Wednesday,18 July 2012 - 1:38
  • Pakar UGM: Karantina Wilayah Perlu Diterapkan di Zona Merah Covid-19

    Monday,30 March 2020 - 20:12
  • Karantina Wilayah Perlu Diterapkan di Zona Merah Covid-19

    Monday,30 March 2020 - 21:34

Rilis Berita

  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti
  • Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Wisata Panas Bumi Kawah Sikidang 06 February 2023
    Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks gunung api. Selain menjadi sumber energi panas bumi denga
    Gusti
  • Lebih dari 3 Ribu Mahasiswa UGM Terima Insentif Prestasi Sebesar 2 Miliar di 2022 06 February 2023
    UGM berkomitmen kuat untuk terus mendukung dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam pengembangan
    Satria
  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual