• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Tawaran Presiden Rusia Soal Pengembangan PLTN Patut Dipertimbangkan

Pakar UGM: Tawaran Presiden Rusia Soal Pengembangan PLTN Patut Dipertimbangkan

  • 06 Juli 2022, 13:55 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7431
Pakar UGM: Tawaran Presiden Rusia Soal Pengembangan PLTN Patut Dipertimbangkan

Terlepas dari masalah konflik perang di Ukraina, tawaran dari Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Joko Widodo soal Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia patut untuk dipertimbangkan. Sebab, Rusia dan Cina, saat ini memang termasuk negara yang leading dalam pembangunan PLTN. Bahkan beberapa negara, seperti Turki dan Bangladesh, juga berhasil membangun PLTN dengan basis teknologi Rusia. Hal itu dikemukakan oleh Pengajar Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM, Dr. Ir. Alexander Agung, M.Sc, menanggapi isi pertemuan dari lawatan Jokowi ke Rusia belum lama ini, Rabu (6/7).

Meski perlu ada kajian mendalam soal PLTN, kata Alexander, tawaran dari Putin tersebut setidaknya membangkitkan kembali semangat dan cita-cita negara ini dalam pengembangan energi nuklir. “Tentunya kajian yang mendalam perlu dilakukan, karena vendor PLTN tidak harus dari Rusia, bisa saja dari negara lain. Kajian tentunya dilakukan untuk memastikan secara tepat, tingkat daya yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan kebutuhan,” paparnya.

Kendala utama dalam pengembngan PLTN di tanah air selama ini menurut Alex  masalahnya bukan bersumber dari sisi teknologi atau kesiapan sumber daya manusia, namun dari aspek kebijakan sosial dan politik. Dari sisi sosial, antara lain masih banyak masyarakat yang takut kalau mendengar kata nuklir. Ada stigma terkait dengan bom atom, kecelakaan Chernobyl dan Fukushima. “Isu tersebut sebenarnya bisa terpatahkan dengan mudah. Kuncinya sosialisasi dan edukasi,” jelasnya.

Sementara dari sisi politik, ujarnya, justru menjadi pangkal utama dari mandegnya implementasi dari perencanaan pembangunan PLTN tersebut sejak lama. “Sebenarnya keputusan Go Nuclear untuk PLTN pertama, itu mesti dari pemerintah. Tanpa komitmen yang kuat dari pemerintah, susah untuk mengembangkan energi nuklir di Indonesia,” tukasnya.

Belum lagi adanya kebijakan bauran energi, di mana energi fosil saat ini masih mendominasi, bahkan sampai tahun 2030-an. “Kondisi ini semakin mempersulit pengembangan energi nuklir,” paparnya.

Alex berkeyakinan bahwa tawaran dari Putin kepada Presiden Jokowi lebih ke arah pengembangan energi nuklir untuk listrik karena Putin sempat menyebut Rosatom yang merupakan vendor PLTN. Menurutnya ruang lingkup kerja sama seharusnya bisa diperluas sehingga seperti pengembangan teknologi akselerator yang saat ini juga banyak diperlukan, terutama untuk keperluan medis. Selain itu, di bidang kedokteran nuklir dan radioterapi juga menarik untuk dikembangkan dalam bentuk kerjasama dengan Rusia. “Yang jelas, kerja samanya tidak berupa pengembangan senjata nuklir. Karena hal itu tidak akan dilakukan oleh Indonesia karena Indonesia telah meratifikasi traktat non-proliferasi senjata nuklir,” pungkasnya.

Penulis : Gusti Grehenson

Foto      : Freepik 

Berita Terkait

  • Energi Nuklir Jamin Pasokan Energi Nasional

    Monday,26 November 2012 - 7:51
  • Ambassadorial Lecture Hadirkan Dubes Rusia

    Friday,08 November 2019 - 16:14
  • Meski Berisiko, Energi Nuklir Tetap Diperlukan

    Tuesday,22 March 2011 - 15:56
  • Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus Kunjungi UGM

    Wednesday,29 February 2012 - 16:50
  • Sarat Kepentingan, Pembangunan PLTN Harus Dihentikan

    Friday,26 June 2015 - 15:11

Rilis Berita

  • Majalah Kabar UGM Raih Gold Winner SPS Awards 2023 21 March 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih tiga penghargaan pada ajang Serikat Perusahaan Pers
    Gusti
  • Talkshow Penutup Faculty Fair 2023: Penerapan SSPI Tidak Berpengaruh terhadap Proses Seleksi 20 March 2023
    Kemeriahan UGM Faculty Fair 2023 hari kedua ditutup dengan gelar wicara seputar pelaksan
    Satria
  • Pakar UGM Jelaskan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental 20 March 2023
    Dalam hitungan hari umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Melaksanakan ibadah puasa
    Ika
  • CfDS dan Perludem Bahas Peranan Teknologi Digital dalam Pemilu 2024 20 March 2023
    Penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 merupakan kegiatan yang digelar dalam rangka menjaga keberlangs
    Agung
  • Universitas Gadjah Mada dan Western Sydney University Bertukar Pengalaman Implementasi SDGs 20 March 2023
    Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Western Sydney University (WSU) menga
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual