Cacing usus atau banyak dikenal secara luas sebagai penyakit cacingan adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit dan dapat menyerang manusia. Penyakit ini merupakan golongan Neglected Tropical Diseases (NTD) atau dalam Bahasa Indonesia disebut penyakit tropis yang terabaikan. Data terbaru menurut WHO tahun 2022 menyebutkan bahwa lebih dari 1,5 miliar orang secara global terdampak NTD. Penyakit ini sering terbaikan karena jarang sekali berakibat fatal hingga berujung pada kematian. Namun, penyakit ini bersifat kronis dan bahayanya memengaruhi asupan makanan, sistem pencernaan, menganggu penyerapan nutrisi dan proses metabolisme dalam tubuh manusia. Hal tersebut dibahas dalam Bincang-bincang Santai Raisa Radio FK-KMK UGM pada Selasa, (5/7).
dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H., M.Kes., dari Departemen Parasitologi, FK-KMK UGM memaparkan bahwa cacing parasit yang merupakan cacing-cacing yang dalam tubuh manusia tepatnya di dalam saluran pencernaan bisa berbahaya jika cacing tersebut ikut mengonsumsi makanan yang sudah kita cerna di dalam perut.
“Jadi cacing tersebut ikut makan dan menghabiskan. Kalau sedikit tidak bermasalah, kalau banyak jadinya berebut antara cacing dengan kita sendiri. Hal ini menyebabkan orangnya kurus dan malnutrisi sehingga juga rentan untuk terkena penyakit lain,” paparnya.
Tridjoko menjelaskan cacing yang dapat menginfeksi tubuh manusia atau yang disebut dengan cacing parasit terdapat berbagai macam. Beberapa yang banyak ditemui antara lain adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dua spesies cacing tambang (Ancylostoma duodenela dan Necator americanus), dan cacing kremi (Enterobius vermicularis).
“Cacing yang ada di tubuh manusia itu berbeda sekali dengan cacing di tanah yang biasanya kita lihat. Jadi sebenarnya bermacam-macam yang bisa membahayakan manusia,” ujarnya.
Cacing-cacing tersebut menurut Tridjoko bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara yang berbeda. Cacing gelang dan cacing cambuk ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths/ STH. Cacing ini menginfeksi tubuh manusia apabila telurnya tidak sengaja masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.
“Makanan yang dari perkebunan ada yang menggunakan pupuk dari kotoran, itu yang bisa menyebabkan terkontaminasinya sayuran tersebut. Apabila sayuran tidak dicuci dengan bersih, telurnya yang kecil sekali tidak terasa akan termakan,” ucapnya.
Sedangkan cacing tambang masuk ke dalam tubuh manusia juga melalui tanah namun dengan cara yang berbeda. Larva cacing tambang akan menusuk kulit jika kita tidak memakai alas kaki. Yang terakhir adalah cacing kremi, yang penyebarannya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi atau dengan benda yang sudah terkontaminasi.
“Orang yang terinfeksi cacing kremi biasanya gatal-gatal dan digaruk, sehingga waktu digaruk telurnya akan rontok ke seprei atau benda lain dan akan menular lagi ke orang sekitar melalui pernafasan,” tutur Tridjoko.
Penulis: Desy