• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Bagaimana Sains Memandang Weton?

Bagaimana Sains Memandang Weton?

  • 14 Juli 2022, 09:52 WIB
  • Oleh: Satria
  • 7125
Bagaimana Sains Memandang Weton?

Bagi masyarakat berkebudayaan Jawa, istilah weton mungkin sudah tidak asing lagi. Istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang berarti hari kelahiran. Adapun dalam budaya Jawa tersebut, hari lahir atau weton dihitung dan dibagi kepada dua hal, pertama adalah hari seperti Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, serta yang kedua adalah pasarannya seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. 

Kedua bentuk hari tersebut kemudian disandingkan dan dijadikan dasar acuan kepada beberapa lini kehidupan masyarakat Jawa. Sebagaimana diketahui, weton selama ini telah digunakan untuk memilih jodoh, menentukan waktu untuk mendirikan rumah, menentukan waktu tanam saat bertani, menentukan kapan hari terbaik untuk memulai usaha, dan lain sebagainya.   

Lantas pertanyaan mendasarnya, kenapa masyarakat Jawa menggunakan perhitungan hari beserta pasarannya seperti di atas guna menentukan berbagai hal? Atau bagaimana bisa hari kelahiran digunakan untuk memilih jodoh dalam masyarakat?  

Pakar filsafat jawa UGM, Dr. Iva Ariani, menjelaskan bahwa fenomena weton dalam budaya Jawa tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan fenomena yang terjadi dengan masyarakat dengan kebudayaan lainnya. Jika dalam masyarakat barat ditemukan berbagai perhitungan-perhitungan untuk menentukan sikap mereka, masyarakat kebudayaan Jawa nyatanya juga menggunakan perhitungan-perhitungan serupa.  

Dr. Iva Ariani mengungkapkan bahwa perhitungan masyarakat Jawa didasari oleh yang dinamakan “ilmu titen”. Titen ini lebih kurang adalah ilmu membaca situasi. Situasi yang dibaca adalah berbagai kejadian di alam sekitar. Contohnya seperti ketika melihat binatang-binatang turun dari gunung, maka kejadian tersebut menjadi tanda bahwa tidak lama lagi akan terjadi gunung meletus atau gempa. Kemudian, jika merasakan suhu menjadi panas, maka itu adalah tanda bahwa akan turun hujan, dan lain sebagainya.  

Pengalaman-pengalaman yang dialami masyarakat dalam membaca situasi alam di sekitar tersebut terus berkumpul dan menghasilkan salah satunya “weton” dan kita saksikan sekarang ini. Jadi misalnya ada seseorang lahir pada hari dan pasaran tertentu, contohnya Senin Legi atau Selasa Pon. Leluhur masyarakat Jawa sebelumnya telah melihat dan membaca pengalaman dan nasib dari orang-orang yang dilahirkan pada waktu tersebut dan lalu menggunakannya untuk penentuan di masa depan. Ini tidak jauh berbeda dengan ilmu kosmologi yang digunakan dalam zodiak. 

Oleh karena itu, dalam ilmu filsafat, weton disebut juga dengan epistimologi Jawa. Sebab, dengan mengacu kepada penjelasan di atas, weton sendiri didasarkan oleh pengalaman-pengalaman empiris masyarakat. 

“Jadi ini sebenarnya pengetahuan, pengetahuan tradisonal masyarakat,” tutur Dr. Iva Ariani dalam podcast berjudul ‘Antara Zodiac, Weton dan Sains’ yang turut dipublikasikan melalui kanal Youtube Universitas Gadjah Mada pada Kamis, (7/7), lalu. 

 

Penulis: Aji 

Berita Terkait

  • Kagama DIY Menggelar Diskusi Perspektif Baru dalam Sains

    Monday,22 August 2016 - 9:36
  • ILMU KIMIA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH SAINS

    Tuesday,12 July 2005 - 12:23
  • Dosen Farmasi Mewakili UGM di Ajang ASLP 2017

    Friday,15 September 2017 - 11:20
  • UGM Tuan Rumah Pertemuan Pakar Komputasi sains

    Tuesday,15 May 2012 - 16:01
  • UGM Lakukan Penataan Lalu Lintas Kawasan Jalan Kaliurang

    Friday,08 November 2013 - 14:46

Rilis Berita

  • Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada Jalin Kerja Sama 31 March 2023
    Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada mempererat kerja sama. Keduanya sepakat bek
    Agung
  • Mahasiswa FEB UGM Juarai Kompetisi Bisnis Asia Pasifik 2023 31 March 2023
    Tim Gama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menyabet gelar juara pertama dalam
    Ika
  • FTP UGM Luncurkan 3 Buku Ragam Kudapan Nusantara 31 March 2023
    Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengk
    Agung
  • UGM dan BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama Peningkatan Kompetensi SDM 31 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sa
    Gusti
  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual