Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menjadi pembicara sekaligus panelis dalam diskusi Partnerships Advancing the United Nations’ Sustainable Development Goalsyang diselenggarakan di Hotel The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Prof. dr. Ova Emilia diundang menjadi pembicara kunci dengan tema The role of Higher Education in Implementing SDGs: Strategies and Actions. Pada acara tersebut Rektor menyampaikan konsep integrasi pendidikan tinggi (khususnya UGM) dan implementasi SDGs untuk berkontribusi positif dalam pencapaian target pembangunan berkelanjutan.
Acara ini diselenggarakan oleh Western Sydney University (WSU) dalam rangka memperkuat kerja sama serta jejaring antara WSU dengan perguruan tinggi di Indonesia. Prof. Dr. Ova Emilia diundang menjadi Pembicara Kunci dengan tema The role of Higher Education in Implementing SDGs: Strategies and Actions. Beliau menyampaikan konsep integrasi pendidikan tinggi (khususnya UGM) dan implementasi SDGs untuk berkontribusi positif dalam pencapaian target pembangunan berkelanjutan.
Pada sesi diskusi, Rektor UGM menyampaikan bahwa implementasi SDGs di universitas dapat dilakukan dalam kegiatan tridarma.
“Misalnya di bidang pendidikan melalui program Kuliah Kerja Nyata, di mana mahasiswa dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang isu-isu SDGs,” ucap Rektor.
Ia juga menerangkan mengenai berbagai penelitian yang berfokus pada penyelesaian masalah-masalah dengan tema SDGs, termasuk dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui inovasi-inovasi peneliti UGM dalam pengentasan problem lahan kering untuk pertanian.
Hal ini salah satunya terlihat pada pemanfaatan teknologi smart farming dan metode SRI yang diterapkan oleh mahasiswa pertanian UGM di Sumba.
“Metode tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil panen, menghemat kebutuhan bibit, menghemat kebutuhan pupuk, dan mengurangi kebutuhan air hingga 25 persen,” terangnya.
Di bidang energi, UGM juga mengembangkan desa binaan sebagai desa energi di dusun Cageran, Desa Taman Martani, Sleman. Proyek pemberdayaan desa ini terutama difokuskan pada pemanfaatan teknologi hibrida energi baru terbarukan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak dan produksi pupuk lokal yang berkualitas.
Program ini, ungkapnya, menjadi upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui pemanfaatan kotoran sapi di Desa Tamanmartani berbasis energi biomassa dan energi surya.
“Implementasi SDGs membutuhkan kerja sama agar dampaknya dapat tercapai secara efektif, efisien dan sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan,” kata Rektor di akhir paparan.
Forum ini dihadiri oleh perwakilan berbagai perguruan tinggi, para ahli, profesional, pelaku industri, dan tokoh-tokoh penting sebagai narasumber dalam sesi diskusi panel. Narasumber tersebut di antaranya, Putri Mahkota dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, HRH GKR Mangkubumi; CEO Sintesa Group, Shinta Kamdani; Direktur Australia-Indonesia Centre untuk Indonesia, Kevin Evans; Menteri-Konselor Kedutaan Besar Australia Jakarta, Kirsten Bishop; dan Presiden Indonesia Global Compact Network (IGCN), Y. W. Junardy.
Kegiatan ini sendiri diawali dengan makan siang sekaligus networing bersama para tamu undangan, dan kemudian dibuka oleh Professor Barney Glover AO, Rektor Western Sydney University, sebelum dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama para panelis.
Diskusi ini membahas pengalaman dan wawasan tentang inisiatif kolaboratif untuk memajukan tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah dirumuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka juga mengeksplorasi dampak kemitraan perusahaan, pemerintah, pendidikan, dan LSM dalam memajukan tujuan keberlanjutan serta peluang kemitraan universitas di Australia dan Indonesia untuk berkontribusi pada SDGs.
Penulis: Gloria