Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada mengadakan Bincang-bincang Santai Raisa Radio dengan tema “Apa Itu Amandel?” pada Kamis, (14/7).
dr. Hesti Palupi, Sp.THT-KL, Dosen Departemen THT-KL, FK-KMK UGM, memaparkan bahwa amandel adalah bagian dari organ tubuh kita yang berada di beberapa tempat dan fungsinya sebagai sistem pertahanan tubuh. Amandel berfungsi untuk menangkal berbagai kuman, bakteri, dan virus yang akan masuk ke tubuh kita. Letak amandel berada di tenggorokan, di belakang hidung, dan pangkal lidah.
“Prinsipnya sebenarnya amandel dimiliki oleh semua orang. Karena memang salah satu organ yang berfungsi untuk pertahanan tubuh. Namun, jika sudah tidak dapat berfungsi dengan baik maka amandel tersebut tidak dapat dipertahankan,” papar Hesti.
Sedangkan sakit amandel yang banyak dikenal oleh masyarakat menurut Hesti adalah kondisi ketika amandel mengalami inflamasi atau peradangan.
“Sakit amandel keluhannya secara umum adalah nyeri telan, kadang disertai batuk, pilek, dan demam,” ujarnya.
Hesti menyampaikan bahwa jika kita mengalami gejala nyeri telan, batuk, pilek, dan demam, gejala tersebut akan membaik selama dua hingga tiga hari dalam kondisi imun tubuh yang baik. Namun, jika tidak ada perbaikan selama tiga hari, ia menyarankan agar segera berkonsultasi ke dokter untuk melihat penyebabnya.
“Sebaiknya diperiksakan ke dokter, apakah sakit amandelnya atau dari hidungnya, yang menyebabkan gejalanya tidak ada perbaikan setelah 3 hari. Jadi kalau tidak ada perbaikan segera periksakan ke dokter. Tidak harus ke THT, dokter umum juga sudah ada kompetensinya untuk penanganan amandel,” tutur Hesti.
Hesti menuturkan bahwa amandel dapat diambil atau dioperasi dalam beberapa kondisi. Pertama, jika amandel menjadi sumber infeksi dan menyebabkan kuman menyebar ke organ lain. Kedua, jika amandelnya semakin membesar atau membengkak sehingga menyebabkan gangguan makan dan sering mendengkur saat tidur.
“Jika sudah dilakukan operasi amandel, harapannya adalah infeksi yang terjadi di sekitar amandel berkurang dan tidak mudah sakit. Kedua, harapannya nafsu makannya kembali baik, serta tidur akan lebih nyenyak dan berkualitas,” ujar Hesti.
Tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah meminimalkan makanan yang dapat menyebabkan peradangan. Misalnya adalah mongonsumsi makanan yang tidak mengandung zat tambahan (pewarna dan MSG). Lalu, kita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dikunyah/ ditelan, tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas sesuai dengan kondisi tubuh kita.
Penulis: Desy