Kami bukan hendak menakuti atau mencegah Anda untuk pergi berwisata. Namun, perlu kami sampaikan bahwa pergi berwisata sebetulnya bisa mengancam kesehatan Anda. Kenapa bisa begitu dan bagaimana mengatasinya?
Pada Minggu, (10/7), lalu, Kagama Health beserta beberapa organisasi lainnya mengadakan webinar yang berjudul ‘Berwisata dengan Aman Untuk Semua Usia – Tinjauan Kesehatan’. Rekaman webinar ini dapat diakses melalui kanal Youtube KAGAMA Channel.
Salah satu pembicara yang dihadirkan adalah dosen Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM, dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI. Pada kesempatan tersebut, dokter Yanri mengatakan bahwa terdapat berbagai penyakit, baik dari infeksi dan non-infeksi, yang dapat mengancam wisatawan jika mereka tidak waspada dan tidak merencanakan perjalanan dengan baik.
Penyakit-penyakit infeksi dan gejala yang sering berhubungan dengan berwisata antara lain ialah diare dan masalah gastrointestinal, hepatitis A, malaria, dengue fever/ demam berdarah, infeksi parasit, tuberkolosis, typhoid fever/ tipes, yellow fever, dan meningitis/ radang selaput otak.
“(Oleh karena itu, salah satu kewaspadaan yang perlu kita lakukan adalah bahwa) kita perlu mengantisipasi higienis-sanitasi di warung-warung (yang kita kunjungi),” tutur Dokter Yanri.
Sedangkan untuk penyakit non-infeksi, penyakit tersebut bisa berupa neurologis seperti altitude sickness dan decompression sickness.
Altitude sickness atau yang kadang disebut mountain sickness adalah penyakit yang dapat ditemui ketika Anda melakukan kegiatan pendakian. Altitude sickness merupakan kumpulan gejala yang terjadi ketika mendaki atau berjalan ke daerah yang lebih tinggi. Penyakit ini bisa didapati karena melakukan pendakian dengan terlalu cepat, dimana badan belum punya cukup waktu untuk beradaptasi dengan tekanan udara dan kadar oksigen rendah di tempat dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Kemudian juga ada decompression sickness atau caisson disease. Decompression sickness biasa didapati oleh para penyelam scuba. Penyakit ini muncul ketika tubuh melewati perubahan tekanan air yang terlalu cepat. Hal ini kemudian mengakibatkan nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang dapat menyumbat pemburuh darah dan jaringan organ. Gejalanya bervariasi tergatung dari lokasi terjadi penyumbatan, misalnya nyeri sendi, pusing, tubuh lemas, sesak nafas, dan lain sebagainya.
Risk Assesment sebagai Solusi Berwisata Aman
Untuk menjaga agar tetap sehat selama berwisata, dokter Yanri menyarankan untuk melakukan risk assessment atau penilaian risiko sebelum melakukan perjalanan. Sekiranya ada empat bentuk risiko yang harus kita nilai, antara lain risiko destinasi, risiko moda transportasi, risiko riwayat penyakit, dan risiko intervensi.
Pertama, kita harus mengetahui risiko-risiko penyakit di daerah tujuan wisata kita. Hal ini seperti apakah daerah tersebut merupakan endemik malaria?, sedang musim apa dan bagaimana cuaca disana?, Bahaya-bahaya apa saja yang mungkin ditemukan disana?, dan lain sebagainya.
Kedua, kita juga harus jeli terhadap moda transportasi yang kita gunakan. Moda transportasi dapat mengakibatkan beberapa kondisi medis dengan berbagai keparahan, contohnya mabuk darat/laut, fobia, nyeri telinga (sinusitis), dan lain sebagainya. Kemudian juga ada risiko kecelakaan, luka, dan juga macet yang harus benar-benar kita pertimbangkan.
Selanjutnya, kita juga harus peka terhadap kondisi tubuh kita apakah kita mempunyai riwayat penyakit tertentu, apakah kita sedang dalam kondisi hamil, dan lain sebagainya. Hal itu harus benar-benar kita pahami sehingga pada saat melakukan perjalanan kita dapat mencegah risiko penyakit kambuh, dan lain-lain.
Terakhir, sebagaimana untuk mencegah risiko penyakit di daerah destinasi, kita bisa melakukan berbagai bentuk vaksinasi, atau meminum obat tertentu, seperti vaksinasi yellow fever, dan lain sebagainya. Namun, di titik ini, kita juga harus mewaspadai bahwa ada beberapa kondisi tubuh yang tidak toleran kepada vaksinasi dan obat-obatan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan dan pemahaman bersama antara dokter dan orang yang hendak melakukan perjalanan.
Penulis: Aji
Foto: majalah-holiday.com