Infeksi terkait biofilm belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Sementara itu, menurut data National Institutes of Health, biofilm merupakan mediator utama terjadinya infeksi kronis dan resistensi antibiotik, serta berperan secara signifikan dalam kejadian infeksi terkait layanan kesehatan di rumah sakit (HAIs). Bahkan, diperkirakan sekitar 65-80% kejadian infeksi dalam tubuh manusia diakibatkan oleh biofilm.
Hal inilah yang mendasari hadirnya Kolaborasi Riset Biofilm dari UGM, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).
Para periset ini sudah memiliki rekam jejak terkait penelitian di bidang biofilm. Penelitian biofilm yang sudah dilakukan tersebut bersifat multidisiplin dan lintas disiplin, baik di level nasional dan internasional.
Salah satu kegiatan untuk mengajak para peneliti untuk berkolaborasi dalam penelitian yang difasilitasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta pre-launching mengenai Penelitian Kolaborasi Riset (PKR) Biofilm maka digelarlah Webinar series 1 PKR Biofilm, Sabtu (23/7).
Webinar ini dihadiri oleh para narasumber yang berasal dari UGM, BRIN, Unsoed dan UMKT, juga Prof. Bastiaan Krom yang berasal dari Universitas Amsterdam, Belanda. Peserta yang menghadiri webinar ini berasal dari berbagai institusi yang tersebar di Indonesia.
Dalam webinar tersebut mengemuka bebera hal, seperti belum adanya database tentang penyakit infeksi yang terkait dengan biofilm, dan senyawa yang berpotensi sebagai antibiofilm dari biodiversitas Indonesia menjadi permasalahan sendiri yang harus dipecahkan
Penegakan diagnosis penyakit infeksi dan uji sensitivitas obat saat ini masih berfokus pada identifikasi patogen dalam kondisi planktonik (yang hidup bebas). Demikian juga pendekatan penanganan infeksi lebih banyak diarahkan pada eradikasi mikroorganisme dalam keadaan planktonik. Hal ini berpotensi menyebabkan kegagalan terapi antibiotik yang juga dapat memicu resistensi, sehingga perlu dilakukan pendekatan diagnosis dan terapi penyakit infeksi dengan mempertimbangkan keberadaan koloni biofilm.
Penulis: Satria