Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Angkatan 77 menyelenggarakan reuni akbar dengan tema “Guyub Rukun Migunani – Merajut Kebhinnekaan” pada Jumat, (22/7) hingga Minggu, (24/7) di Balairung Universitas Gadjah Mada. Acara reuni akbar ini menandai peringatan 45 tahun sejak peserta menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada tahun 1977 silam. Sebelumnya, KAGAMA 77 telah melaksanakan beberapa rangkaian acara yang meliputi kegiatan sosial pada tanggal 10 Juni 2022 dengan menyerahkan Gazebo ke Perpustakaan UGM dan meja kursi ke Pantai Werda. Selain itu, telah dilaksanakan penanaman 66 buah Pohon Pule sejak tanggal 5 Juli 2022 di 18 fakultas di UGM.
Hari pertama reuni akbar diawali dengan pembukaan, sambutan oleh Ketua Panitia KAGAMA77, sambutan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi UGM, Keynote Remarks Gubernur BI, penyerahan kenang-kenangan, ramah tamah dan foto bersama. Hari kedua diisi dengan olahraga pagi dan malam keakraban. Hari ketiga diisi dengan acara bebas yang dilaksanakan setiap fakultas atau departemen.
Anton Mart Irianto selaku Ketua Panitia Akbar KAGAMA 77 menyampaikan bahwa acara reuni tahun 2022 ini diikuti oleh hampir 1.000 alumni dari seluruh fakultas.
“Alhamdulillah kita bisa melaksanakan Reuni Akbar KAGAMA 77 meskipun sejak tahun 2020 Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Saya juga menghaturkan terimakasih kepada para donatur dan sponsor,” tutur Anton dalam sambutannya pada Jumat, (23/7) di Balairung UGM.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc., Ph.D, CA., Ak., selaku perwakilan dari Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa kemajuan Universitas Gadjah Mada tidak lepas dari peran dan kontribusi para alumni.
“Kalau kita mengacu pada QS World of Ranking tahun 2023, UGM berada di ranking 231 perguruan tinggi se-dunia dan perguruan tinggi nomor satu di Indonesia. Ranking ini tidak hanya melihat data-data yang ada di internal, tetapi termasuk survei kepada alumni. Tentunya peran dan kontribusi Bapak dan Ibu sekalian walaupun tidak dapat diidentifikasikan secara langsung, saya yakin Bapak Ibu sekalian sudah mempunyai peran yang sangat baik dan peran yang luar biasa untuk memajukan UGM,” ujar Supriyadi.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memaparkan bahwa guyub, rukun, dan migunani mempunyai nilai yang penuh makna dan mendalam.
“Itulah nilai-nilai yang sangat dalam dan membekas bagi saya. Itulah yang terus membawa saya menapaki karier dan menjalankan amanah bangsa sebagai Gubernur Bank Indonesia. Nilai ini adalah nilai-nilai yang saya jiwai dalam hidup,” papar Perry.
Nilai-nilai Gadjah Mada yang ia jiwai dalam hidup adalah pertama nilai-nilai nasionalisme atau nilai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai tersebut diimplementasikan untuk membuat, merumuskan dan menjalankan kebijakan penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Kedua, nilai-nilai kerakyakatan. Apapun pekerjaan, tugas atau jabatan, semuanya adalah untuk memajukan rakyat. Ketiga, nilai-nilai humanisme, yang diaplikasikannya dengan memanusiakan manusia.
“Gadjah Mada membentuk kita untuk memanusiakan manusia, yaitu mendorong nilai-nilai yang positif, yang kuat, dan tentu saja potensi yang maksimal sebagai manusia, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga bagi semua. Itulah nilai-nilai yang dibentuk dan dijadikan oleh Gadjah Mada siapapun kita,” ujar Perry.
Penulis: Desy