• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Keterbatasan Fisik Tak Halangi Aulia Untuk Kuliah di UGM

Keterbatasan Fisik Tak Halangi Aulia Untuk Kuliah di UGM

  • 01 Agustus 2022, 13:58 WIB
  • Oleh: Ika
  • 9221
Keterbatasan Fisik Tak Halangi Aulia Untuk Kuliah di UGM

Menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi adalah hak setiap orang. Termasuk bagi Aulia Rachmi Kurnia, tunanetra yang berhasil diterima di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Meski memiliki keterbatasan fisik, kondisi tersebut tak menghambat Aulia dalam menggapai cita-cita dan pendidikan setinggi mungkin.

Aulia merupakan salah satu dari mahasiswa yang baru saja diterima masuk UGM pada tahun ajaran 2022/2023. Perjuangannya menjalani pendidikan dari tingkat dasar hingga UGM bukan hal yang mudah. Terlebih dengan kondisi fisiknya yang berbeda dengan remaja lain pada umumnya.

Aulia merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Muhammad Syukur (53) dan Mira Susanti (45) asal Jakarta. Putri buruh pabrik kayu ini tidak mengalami kebutaan sejak lahir.

“Saya mulai tidak bisa melihat itu sejak kelas 2 SD,” ungkapnya saat ditemui usai mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru UGM di Lapangan GSP UGM, Senin (1/8).

Ia menceritakan kebutaan yang dideritanya bermula saat usia 5 tahun. Kala itu ia mengalami demam yang cukup tinggi dan ada kesalahan dalam pemberian obat yang mengakibatkan kehilangan kesadaran selama 3 minggu. Begitu tersadar, pengelihatannya sudah tidak bisa berfungsi optimal, semuanya terlihat kabur.

Kondisi tersebut terus berlangsung hingga Aulia duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar mulai kehilangan pengelihatan pada salah satu matanya. Kondisi tak kunjung membaik dan hingga akhirnya ia kehilangan pengelihatannya secara total setahun kemudian.

“Saat tidak bisa melihat saya tidak merasa gimana-gimana. Seperti anak kecil pada umumnya, tetap bermain. Bahkan, naik sepeda karena gak bisa gowes ya pakai kaki aja,”kata gadis kelahiran Jakarta 17 Desember 1998 ini.

Karena kondisinya yang sudah tidak bisa melihat lagi, keluarga pada akhirnya memutuskan untuk Aulia berhenti sekolah terlebih dahulu. Sejak tahun 2006 Aulia tidak lagi melanjutkan sekolah untuk fokus menjalani terapi maupun pengobatan. Beragam upaya telah ditempuh oleh keluarga untuk kesembuhan Aulia, namun belum bisa mendapatkan hasil yang positif. Akhirnya, keluarga berusaha untuk ikhlas menerima takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.

Beruntung, Aulia adalah gadis yang kuat dan tak kenal putus asa. Ia tidak merasa sedih atas kondisi dirinya yang kekuarangan. Semangat untuk menjalani hidup dan bersekolah layaknya anak-anak lain pada umumnya sangat besar. Ia pun mulai melanjutkan sekolah di tahun 2014 silam.

Semangat Aulia untuk melanjutkan sekolah patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, di tengah keterbatasannya, ia tak ragu untuk sekolah jauh dari ibu kota. Kemauan kuatnya untuk mandiri dan dorongan dari keluarga besarnya akhirnya memantapkan niatnya untuk mencari ilmu hingga ke Yogyakarta.

“Mulai 2014 saya lanjut ke salah satu SLB di Yogyakarta  yakni SLB Yaketunis dari bangku SD hingga SMP. Itu awalnya Ayah Ibu kurang setuju karena kan jauh dari rumah, namun om dan tante menyakinkan kami dan buktinya saya berhasil mandiri,” tuturnya.

Lepas bangku SMP, Aulia pun melanjutkan pendidikan ke SMP negeri. Ia masuk melalui jalur afirmasi bagi penyandang disabilitas dan diterima di SMA N 1 Sewon Bantul. Selama menjalani masa SMA dia tidak merasa kesulitan untuk berbaur dengan pelajar lainnya. Ia merasa diterima dengan baik dan tidak sedikit teman yang membantunya selama belajar hingga lulus SMA.

Aulia memang anak yang tidak bisa hanya diam berpangku tangan. Selain sekolah ia juga aktif dalam cabang olahraga Goalball atau bola gawang yang dikhususkan bagi tunanetra. Lewat Goalball ini sukses menghantarkannya bersama tim meraih sejumlah prestasi. Beberapa diantaranya adalah  juara 1 cabang olahraga Goalball dalam Pekan Olah Raga Daerah (PORDA) DIY tahun 2019 dan  juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional 2018.

Keinginan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tetap membara di hati Aulia. Selepas SMA ia memantapkan hati untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur UTBK dengan pilihan pertama di UGM, namun gagal. Tak patah arang, ia kembali mencoba mengikuti ujian lewat jalur CBT UGM. Rupanya hasil tidak mengkhianati usaha, ia diterima di prodi impiannya yakni Sastra Indonesia UGM.

“Saya itu hobi menulis, membuat puisi jadi senang sekali akhirnya bisa diterima di Sastra Indonesia karena disitu saya bisa semakin tertempa,”ucapnya.

Aulia berharap kelak ia dapat menjalani kuliah di UGM dengan lancar. Ia yakin bisa menyelesaikan kuliah dengan baik terlebih dahulu di UGM yang merupakan kampus inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Sejak awal mengikuti tes, ia menerima fasilitasi dari UGM seperti pendampingan saat di lokasi dan penyediaan perangkat khusus saat ujian.

“Harapannya dengan kuliah di UGM bisa sukses dan lebih baik lagi kedepannya. Meski dengan kondisi terbatas, yang penting tetap semangat. Jangan pernah menganggap diri kita tidak bisa, kita bisa melakukan apa yang orang umumnya lakukan walau dengan keterbatasan,” pungkasnya.

Penulis: Ika
Foto: Firsto

 

Berita Terkait

  • Keterbatasan Fisik Tak Halangi Aulia Untuk Kuliah di UGM

    Monday,01 August 2022 - 13:58
  • Keterbatasan Fisik Tak Pupuskan Niat Farouq Kuliah di UGM

    Monday,06 August 2018 - 15:59
  • 12 Penyandang Disabilitas Ikuti Seleksi CBT UM UGM

    Tuesday,05 July 2022 - 6:26
  • Menuju PT Inklusif bagi Difabel

    Friday,17 February 2017 - 16:40
  • Penyerahan Bea Siswa dari HSBC

    Tuesday,28 November 2006 - 14:07

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual