Pendiri dan Dekan pertama Fakultas Teknik UGM, Prof. Roosseno Soerjohadikoesoemo, diabadikan sebagai nama gedung di Fakultas Teknik UGM. Roosseno yang dikenal sebagai Bapak Beton Indonesia ini diabadikan sebagai nama pada gedung Smart and Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik UGM. Sedangkan nama Herman Johannes yang pernah menjadi Rektor UGM diabadikan pada gedung Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC). Peresmian gedung baru tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D., dan Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek), Kemendikbud Ristek, Prof. Ir. Nizam M.Sc., Ph.D.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, mengatakan pemberian nama gedung pada kedua tokoh tersebut untuk mengenang jasa keduanya dalam mendirikan Fakultas Teknik 76 tahun lalu. “Kurang lebih 76 tahun lalu, Ir. Roosseno bersama teman-teman mahasiswa Teknik Bandung dan termasuk Herman Johanes boyong mendirikan sekolah Tinggi Teknik Bandoeng di Yogyakarta tahun 1946 yang menjadi cikal bakal berdirinya Fakultas Teknik UGM,” katanya.
Tidak sekedar pemberian nama, kata Dekan, dengan dilekatkan nama tersebut diharapkan bisa menginspirasi pada dosen dan mahasiswa Teknik UGM untuk meneruskan kiprah beliau yang telah mebangun berbagai karya monumental di Indonesia. “Kita ingin menghargai beliau sebagai pendiri dan bisa mengikuti karakter beliau, ingin tahu, mandiri jujur dan keinginan bisa maju dan berkontribusi membangun negeri,” katanya
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D. Ia mengatakan dua gedung baru ini diharapkan bisa mendukung pengembangan infrastruktur riset dan inovasi di lingkungan Fakultas Teknik UGM. “Infrastruktur riset ini menjadi kunci dalam pengembangan institusi untuk keilmuan dan pemecahan masalah di masyarakat. Harapannya akses sumber daya riset semakin terbuka, ada peningkatan inovasi dan perluasan jejaring penelitian internasional dan serta perluasan kerja sama hilirisasi,” katanya.
Dirjen Dikti Ristek, Prof Nizam, mengatakan penamaan gedung baru Fakultas Teknik dengan nama kedua tokoh pendiri tersebut diharapkan bisa memotivasi civitas akademika untuk meneruskan perjuangan keduanya yang mendirikan FT UGM bukan hanya semangat akademik, namun semangat kemerdekaan saat itu. ”Fakultas ini lahir dari kancah perjuangan bangsa, semangat untuk berdaulat dan merdeka. Spirit itu kita kawal pembangunan Indonesia dari Fakultas Teknik demi kedaulatan bangsa dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan,” ujarnya.
Amalia Roosseno SH selaku perwakilan dari pihak keluarga besar Prof. Roosseno menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada Rektor UGM dan Dirjen Dikti atas penamaan gedung yang menggunakan nama Ayahandanya. “Kami sekeluarga sangat bersyukur dapat ikut menyaksikan gedung dengan penamaan Roosseno. Terima kasih atas penghargaan pada Ayah saya atas pengabdiannya pada pendidikan,” ujarnya.
Amalia bercerita bahwa ayahnya termasuk pelopor konstruksi beton di Indonesia. Selain menjadi inisiator pendirian Fakultas Teknik UGM dan UI, Roosseno juga menjadi Guru Besar di ITB Bandung. “Di masa Soekarno beliau dipercayakan sebagai Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan dan Menteri Perekonomian. Ia merealisasikan pembangunan proyek mercusuar dari Gedung Sarinah, Hotel Indonesia, dan Pelabuhan. Lalu Monas, Gelora Bung karno dan Restorasi Borobudur,” katanya Amalia yang duduk di kursi roda.
Dalam kesempatan itu, Amalia menyampaikan pada tanggal 2 Agustus ini merupakan hari ulang tahun Rooseno yang lahir pada 2 Agustus 1908. Ia pun meminta para tamu undangan untuk menundukkan kepala sejenak mendoakan almarhum Roosseno. “Hari ini ulang tahun Roosseno. Saya mohon untuk sedikit mengheningkan cipta dan berdoa pada yang kuasa. Semoga perjuangan dan cita-cita Bapak bisa dilanjutkan. Melalui penamaan gedung ini semakin menambah semangat dan motivasi serta inspirasi bagi generasi penerus,” harapnya.
Di akhir sambutannya, Amalia menyampaikan usulan bahwa pihaknya mengapresiasi pemberian nama Ayahnya dilekatkan pada gedung baru. Namun, sebaliknya pihaknya ingin berkontribusi pada kampus UGM melalui pemberian beasiswa pendidikan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.”Kami bisa berkontribusi untuk bantuan beasiswa bagi mahasiswa keluarga yang tersendat keuangannya. Mungkin itulah yang dapat kami berikan dari keluarga besar Roosseno,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson