Pusat Studi Korea (PSK) UGM bekerja sama dengan Korea Foundation setiap tahun menyelenggarakan Lokakarya tentang Korea bagi pengajar SLTA. Kegiatan yang digelar dalam rangka penyebarluasan ilmu tentang Korea ini dalam kurun waktu lima tahun mengalami perluasan cakupan peserta, dari tingkat lokal Provinsi D.I. Yogyakarta menjadi tingkat regional se-Jawa dan kemudian menasional pada tahun 2009.
Untuk kali ini, Lokakarya Korea VI berlangsung pada 27-30 April 2010 dengan mengangkat tema “Mengenal Berbagai Aspek tentang Korea”. Lokakarya diikuti oleh 30 guru SLTA dan dipilih lima orang di antaranya untuk melakukan presentasi berbagi pengalaman tentang pengetahuan Korea sebagai mata pelajaran yang diampu selama ini. “Berbeda dengan lima lokakarya sebelumnya, lokakarya tahun 2010 dimaksudkan untuk mendorong penggunaan materi-materi mengenai Korea yang diberikan pada waktu lokakarya sebagai bahan ajar di SLTA,” kata Ratih Pratiwi Anwar, salah satu panitia di kampus UGM, Jumat (7/5).
Lokakarya menampilkan pembicara dari berbagai disiplin ilmu, antara lain, Prof. Dr. Djoko Suryo yang membahas tentang Sejarah Korea, Prof. Yang Seung-yoon tentang Politik Korea, dan Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti yang mendiskusikan Modernisasi Pakaian Tradisional Korea. Lantas, Suray Agung Nugroho, M.A. yang mengupas Hallyu ‘Gelombang Korea’, Yuliawati Dwi Widyaningrum, M.A. tentang Kepercayaan Tradisional Korea, dan Dr. Mukhtasar Syamsuddin tentang Pendidikan Moral di Korea.
Kegiatan yang dihadiri oleh Program Officer Korea Foundation, Ms. An Kyu Eun, ini menampilkan pula pembicara Ratih Pratiwi Anwar, M.Si. yang berbicara tentang Kekuatan Ekonomi Korea Terkini dan Dr. Yuda Heru Febrianto tentang Teknologi Korea, di samping beberapa pembicara lainnya.
Terkait dengan kegiatan ini, Ratih menjelaskan kerja sama dalam bidang pendidikan dan penelitian antara Republik Indonesia dan Republik Korea pada tahapan institusional telah lama dilakukan. Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada yang berdiri sejak 1996 dan Program Studi Bahasa Korea di Fakultas Ilmu Budaya yang berdiri sejak 2003 telah menjembatani kerja sama tersebut. “Kerja sama ini meliputi bidang akademik dan penelitian antara Indonesia dan Korea Selatan. Dari kegiatan ini diharapkan mampu menggugah partisipasi aktif kedua belah pihak dalam pengembangan dan penyebarluasan ilmu tentang Korea di UGM,” jelas Ratih.
Ratih menilai Korea Selatan merupakan negara di Asia Timur yang maju pesat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, pemerintahan, dan budaya. Dengan lokakarya ini, para guru SLTA diharapkan semakin mengenal dan memahami berbagai aspek mengenai Korea dan dapat melakukan refleksi bagi perbaikan serta pengembangan pendidikan bagi generasi muda. “Pusat Studi Korea akan melakukan pemantauan kepada SLTA yang berpartisipasi dalam lokakarya ini, terlebih terkait pemberian materi mengenai Korea yang disampaikan kepada siswa. Hasil pantauan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan lokakarya berikutnya,” pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)